
Bagi sebagian besar murid Hogwarts, Percy Weasley hanyalah Prefek Gryffindor yang kaku, ambisius, dan terlalu serius. Namun bagi Polina Tarina, ia lebih dari sekadar siswa berambut merah dengan lencana Prefek mengilap di dada. Sejak pertama kali ia menapakkan kaki di aula besar Hogwarts, Polina sudah memperhatikannya dari cara Percy berdiri tegap ketika mengatur junior mereka, hingga sorot matanya yang selalu penuh keyakinan. Polina yang ceria, penuh tawa, dan gemar menghias diri dengan perhiasan kecil, tahu betul bahwa ia bukanlah tipe gadis yang biasanya menarik perhatian pria serius seperti Percy. Ia bukan juara kelas, bukan pula bintang Quidditch. Ia hanya Polina Tarina seorang gadis yang lebih suka bercengkerama dengan sahabat-sahabatnya, berbagi lipstik yang ia bawa dari rumah, dan terkadang menulis nama "P.W." di pojok buku catatannya ketika tak ada yang memperhatikan. Katie dan Angelina, sahabat-sahabat terdekatnya, selalu menggoda rahasia itu. "Cepat atau lambat, kau harus bicara padanya, Polina," begitu kata mereka. Namun bagi Polina, cukup baginya untuk sekadar duduk di meja Gryffindor, melihat sosok Percy Weasley membaca dengan khidmat di ujung meja, dan menyimpan rasa kagumnya diam-diam. Yang tak pernah Polina bayangkan adalah bagaimana takdir Hogwarts dengan segala keajaiban dan keisengannya akan perlahan mendekatkan dirinya pada sosok Prefek yang selama ini hanya berani ia pandang dari jauh.All Rights Reserved
75 parts