Nama gadis itu Erine. Hidupnya dulu tak pernah kekurangan-ayahnya seorang pengusaha terpandang, ibunya seorang wanita hangat yang selalu mengajarkan arti kebaikan. Namun segalanya runtuh tujuh tahun lalu, ketika ibunya meninggal dunia.
Belum sempat pulih dari kehilangan, kabar lebih pahit menimpa keluarganya. Sang ayah, Greeselo, difitnah melakukan korupsi, Tanpa bukti yang jelas. Ia dijebloskan ke penjara. Sejak hari itu, nama keluarga Erine hancur di mata masyarakat. Semua yang dulu menghormati, kini memandang dengan jijik.
Di sekolah, Erine tak pernah benar-benar sendiri, tetapi kehadirannya seakan tak diinginkan.
Bagi teman-temannya, dia bukan Erine si gadis pendiam, melainkan "anak koruptor."
Julukan itu menempel lebih erat dari bayangan.
Dan begitulah, hari-hari Erine dipenuhi cibiran, ejekan, bahkan perlakuan kasar. Ia hanya bisa menunduk, menahan perih yang tak seorang pun peduli.
Yang tidak diketahui siapa pun adalah, jauh di dalam hatinya, Erine menyimpan luka yang lebih dalam dari sekadar fitnah. Luka yang diam-diam menuntunnya pada pikiran paling gelap: keinginan untuk mengakhiri hidup.
Karina adalah seorang perempuan yang tidak suka kekalahan, penolakan, dan kegagalan karena faktor masa lalu yang terjadi di kehidupannya pada masa dulu.
Dan suatu saat, ia bertemu dengan seorang perempuan bernama Winter, dan melempar sebuah ancaman pada Winter yang sudah berani menolak dirinya.
Apakah Winter akan patuh dan mencoba untuk mencintai Karina, atau malah ingin membunuh Karina karena sebuah ancaman yang sudah ia dapat?
Sepertinya Winter akan mengikuti apa kata hatinya, untuk melakukan apa yang harus ia lakukan nanti.