KSMATHA

Ada saat di mana hidup tak lagi berbicara dengan kelembutan, melainkan dengan hantaman.
Kita dipaksa menghadapi kehilangan, dipaksa merelakan sesuatu yang tak sanggup kita genggam, dipaksa belajar dari luka yang bahkan tak pernah kita minta.

Namun di titik itulah, manusia menemukan dirinya.
Bukan dalam kemenangan yang gemerlap, melainkan dalam diam yang penuh luka namun tetap bertahan.

Kshamata; ketabahan bukan berarti tak merasa sakit, bukan berarti tak menangis.
Ia adalah keberanian untuk tetap melangkah walau dada masih bergemuruh.
Ia adalah doa yang terus dibisikkan meski bibir gemetar.
Ia adalah kekuatan yang tak terlihat, namun diam-diam menjaga jiwa dari runtuhnya harapan.

Kumpulan puisi ini adalah catatan perjalanan batin tentang bagaimana tabah bukanlah akhir dari perlawanan, melainkan awal dari pengertian.
Bahwa manusia sejatinya akan selalu rapuh, tetapi dari kerentanan itulah lahir ketangguhan.
Bahwa kesabaran bukanlah menunda amarah, melainkan kesediaan untuk merangkul takdir dengan ikhlas.

Semoga tiap bait di dalamnya menjadi pengingat, bahwa meski dunia tak selalu ramah, hati yang sabar akan menemukan jalannya.
Dan bahwa di tengah runtuhnya banyak hal, selalu ada ruang dalam diri yang tidak bisa dirobohkan: ruang bernama ketabahan.