Di dunia yang dirundung kegelapan, di mana kekejaman, kekerasan, dan penderitaan menjadi wajah sehari-hari, lahirlah seorang pemuda bernama Kael. Ia hanyalah anak biasa yang dibentuk oleh luka dan kehilangan-sampai takdir memanggilnya.
Ketika tirani menindas dan keputusasaan menelan cahaya, Kael menyaksikan betapa dunia ini tenggelam dalam penderitaan. Dari luka itu, lahir tekad yang tak bisa dipatahkan. Dari amarah dan air mata, bangkit api yang tak bisa dipadamkan.
Tanda misterius terukir di tubuhnya, membara seiring denyut jantungnya, menjadi bukti bahwa ia adalah Putra Takdir-seseorang yang ditakdirkan bukan hanya untuk bertahan, tetapi untuk mengubah dunia.
Namun jalan menuju puncak bukanlah jalan yang tenang. Kael harus melewati pertarungan demi pertarungan, melawan makhluk buas, manusia haus darah, hingga menghadapi dirinya sendiri. Bersama Lyra, sahabat sekaligus cahaya yang selalu menemaninya, ia melangkah menuju kota-kota besar, tempat kekuatan sesungguhnya menanti-tempat ia akan menyadari bahwa untuk menjadi yang terkuat, ia harus berani membakar dirinya demi semua orang.
Ini adalah kisah perjuangan, tekad, dan cinta.
Kisah seorang anak yang menolak tunduk pada dunia yang kejam, dan bersumpah:
"Aku akan berdiri di puncak. Bukan untuk diriku... tetapi untuk menyalakan harapan bagi semua."
Di antara pengawal dan tuan putri, seharusnya hanya ada kehormatan yang harus dijaga, rasa tahu diri, dan batas-batas yang tak boleh dilewati.
Sialnya, terlalu lama berada di dekatnya, muncul bisikan yang semakin sulit dibungkam. Sementara Narendra tak pernah diajari cara melindungi diri dari perasaan terlarang yang tak boleh dibiarkan tumbuh.
Pada akhirnya, yang seharusnya dijaga, menjadi sesuatu yang paling ia inginkan untuk dirusak dengan hasrat dari perasaan yang diam-diam tumbuh-membusuk menjadi keharusan tuk memiliki.