" Lania !! " teriakan terdengar samar di telinga wanita itu namun tetap menoleh karna sangat mengenali suara itu dimanapun ia berada
Seorang wanita terlihat lebih dewasa dari terakhir kali ia lihat menerobos padatnya kawasan airport malam ini
Lania merentangkan kedua tangannya guna menyambut wanita itu
Dekapan terasa hangat, seraya menghitung berapa lama kali ini mereka berpisah
" Haha hai Kaia " ucap Lania gembira, memeluk erat wanita yg bernama Kaia tadi
Sambil terkekeh Kaia mengurai pelan pelukan yg terjalin, memilih menatap wanita di hadapannya itu lebih lama
Layaknya berdiri di depan cermin tak kasat mata
Kaia menatap dalam wajah yg sama dengan yg ia miliki
" Kau lebih cantik dari biasanya " goda Kaia menyenggol bahu saudari kembarnya
" Hehe tentu saja, kau lupa jika kembarannya ini adalah supermodel ? " sombong Lania bercanda
" Haha tentu , tentu saja sang model yg bahkan diundang langsung oleh Vogue Paris ? Dan karna itulah kau disini ? Mengunjungi ku dalam konteks berkerja ? " Sarkas Kaia bercanda
" Haha, kau benar, maafkan aku kakak, Kau terlalu sibuk jika aku harus menunggumu pulang ke bangkok, aku harus mencari jalan lain agar bisa bertemu denganmu, aku merindukanmu.. " pelukan kembali terjalin, kali ini lebih lama, lebih menjelaskan betapa rindunya mereka selama ini
Hingga waktu berlalu, seorang wanita menepuk pelan bahu Kaia,
Kaia pun menoleh
"Lania, kita harus pergi, aku menemukan staff dari Vogue disana" ucap wanita itu
"Ah sayang, aku disini" ucap Lania
"Ah maaf, maafkan aku" ucap wanita itu pada Kaia, menyadari jika ia baru saja menepuk bahu yg salah
"Em ya, tidak apa " balas Kaia pelan, wajahnya kembali menatap Lania, tersenyum samar
"Kaia kenalkan, dia Aom, pacarku hehe cantik bukan ?" Lania menarik Aom ke pelukannya, membuat kaia mau tak mau mundur selangkah
Dan lagi, Kaia hanya tersenyum sebagai balasan
Tapi tatapannya kini menatap Aom
Dua wanita yg pernah menjalin hubungan dimasa lalu itu saling bertatapan dalam diam
Dua dunia yang tak seharusnya bertemu-tapi entah kenapa, saling menarik satu sama lain.
Sebuah kisah tentang jarak usia, kebebalan masa muda, dan bagaimana kekacauan kecil bisa menyusup ke hidup yang terlalu teratur.