5 parts Ongoing Sabina, gadis berusia 21 tahun, hidup dalam rumah yang seharusnya menjadi tempat paling hangat, tapi justru terasa paling dingin. Di dalam keluarganya yang terpandang, Sabina selalu menjadi bayangan yang tak terlihat. Tak ada pelukan, tak ada pujian, bahkan sekadar tatapan hangat pun jarang ia terima. Semua cinta dan perhatian seolah hanya diperuntukkan bagi saudarinya-Kina-yang hanya lebih tua satu tahun darinya.
Kina selalu jadi pusat semesta. Pintar, manis, dan punya kepribadian yang anggun. Padahal Sabina pun tak kalah pintar, bahkan juga sangat cantik. Namun tak ada satu pun yang benar-benar melihatnya. Tidak ayah, tidak ibu, bahkan ketiga kakak lelakinya-Alvin si CEO, Raka sang atlet, dan Karel si kembaran Kina-selalu bertindak seolah Sabina hanyalah bagian kosong dari rumah itu.
Sabina tumbuh menjadi pribadi yang rasional, dan tegas. Ia tidak pernah membiarkan perasaan mengaburkan pikirannya. Kuliah di jurusan Sastra Inggris, Sabina lebih memilih buku dan sunyi daripada percakapan yang terasa palsu. Sarkasme jadi pelindungnya. Ketidakpeduliannya terhadap sekitar bukan karena ia tidak bisa peduli-tapi karena tidak pernah ada yang peduli padanya lebih dulu.
Namun ada satu hal yang terus menghantui pikirannyaApa salahnya?
Kenapa semua orang bertingkah seolah ia tak pernah ada?
Kenapa sejak kecil, bahkan tanpa ia mengerti alasannya, seisi rumah memperlakukannya seperti kesalahan yang tak pantas ditebus?