Tiga puluh tahun lalu, tragedi kelam merenggut hidup Aira, kakak perempuan Rakha Adiwangsa Wiratama. Direnggut kehormatannya oleh seorang konglomerat ternama, Hardi Adi Soetomo, Aira terjerumus dalam depresi, hingga memilih mengakhiri hidupnya. Malam itu menjadi luka abadi bagi Rakha kecil-luka yang tumbuh menjadi sumpah dendam yang tak pernah padam.
Kini, Rakha berusia 36 tahun, seorang pengacara sukses pemilik firma hukum ternama dan disegani artis, politisi, hingga pengusaha besar selalu mengandalkan firma hukum WIRATAMA LAW FIRM. Namun di balik kejayaannya, ia menyimpan satu tujuan: membalas dendam pada Hardi Adi Soetomo.
Namun cara membalas dendam itu bukan dengan senjata atau kekerasan, melainkan dengan cara yang paling menyakitkan: lewat satu-satunya anak Hardi, seorang wanita muda cantik yang tengah bersinar di dunia hiburan-Maharani Ayudia Soetomo, 22 tahun, penyanyi dan aktris populer, simbol kesempurnaan dan kebanggaan ayahnya.
Awalnya, kedekatan Rakha dan Maharani hanyalah bagian dari rencana. Ia ingin menghancurkan Maharani, menjadikannya alat untuk membuat Hardi merasakan perih yang sama seperti yang ia alami tiga dekade lalu. Namun semakin dekat, Rakha dihadapkan pada dilema: Maharani ternyata berbeda dari bayangannya. Ia polos, penuh mimpi, dan sama sekali tidak tahu kelamnya masa lalu ayahnya.
Ketika dendam dan perasaan mulai bertabrakan, Rakha harus memilih:
Apakah ia akan tetap menunaikan sumpah masa kecilnya untuk menghancurkan keluarga Soetomo?
Ataukah ia justru terjebak dalam cinta yang lahir dari kebencian?
Sementara itu, Maharani sendiri perlahan mulai mengetahui sisi gelap keluarganya, kebenaran yang selama ini disembunyikan.
Sebuah kisah tentang cinta, dendam, dan luka masa lalu-yang bisa menghancurkan, atau justru menyembuhkan.
Sean memilih gaira*nya terhadap selir-selirnya daripada rumah tangganya, karena itu dia terima saja dicerai oleh Imelda. Setelah pisah, Sean mulai merasa tidak ada yang bisa membahagiakannya di ranjang selain mantan istrinya.