Story cover for Kumpulan Kasus Aneh yang Mungkin Hanya Ada di Kepala Aksamala II by ArindraArindraArindr
Kumpulan Kasus Aneh yang Mungkin Hanya Ada di Kepala Aksamala II
  • WpView
    Reads 197
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 12
  • WpView
    Reads 197
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 12
Ongoing, First published Sep 07
Aku tahu kamu kembali bukan karena rindu. Kamu kembali karena penasaran. Karena di jilid pertama aku sengaja menutup beberapa pintu. Atau jangan-jangan kamu membaca karena masih jomblo dan kesepian? Tenang saja, karena biasanya... orang yang kesepian justru paling betah berlama-lama di cerita orang lain. Apalagi kalau ceritanya lebih kacau dari hidupnya sendiri.Di tulisan, aku membukanya sedikit-cukup untuk membuatmu mengintip, tapi tidak cukup untuk membuatmu tenang.
All Rights Reserved
Sign up to add Kumpulan Kasus Aneh yang Mungkin Hanya Ada di Kepala Aksamala II to your library and receive updates
or
#40poem
Content Guidelines
You may also like
Satu Detik Terakhir by rasainiindah
47 parts Ongoing
"Apa yang bisa memisahkan cinta sejati? Katakan padaku, Nayla." Suara Adrian bergetar, penuh dengan kepedihan yang berusaha ia tahan. Matanya menatap Nayla dengan putus asa, seolah mencari jawaban yang bisa meredakan rasa sakit di hatinya. Nayla menggigit bibirnya, berusaha menahan gejolak emosi yang semakin menghimpit dadanya. Ia menoleh, menatap wajah Adrian untuk terakhir kalinya, sebelum akhirnya berbisik dengan suara yang nyaris tak terdengar. "Takdir, Adrian..." Air matanya jatuh tanpa bisa dibendung. Butirannya mengalir di pipi, bercampur dengan rintik hujan yang semakin deras. Adrian menatap Nayla tak percaya. Dengan penuh harapan, ia mengulurkan tangannya, mencoba menggenggam tangan gadis itu sebagai bentuk permohonan, sebagai pegangan agar Nayla tidak benar-benar pergi. Namun, Nayla menepisnya. "Kalau begitu, aku akan menantang takdir itu!" suara Adrian semakin meninggi, hampir seperti teriakan yang penuh kepedihan. "Tolong, Nayla... jelaskan padaku! Kenapa kamu menjauh?" Tangis Nayla semakin pecah. Seluruh perasaannya ingin ia tuangkan, tetapi ia tahu, kata-kata tak akan mengubah keadaan. Ia menunduk, bahunya bergetar hebat. "Takdir ini... tak bisa dilawan, Adrian..." suaranya lirih, seakan patah di tengah jalan. Ia berbalik, membelakangi Adrian. Langkahnya terasa berat, namun ia tahu, ia harus pergi. "Selamat tinggal..." Hujan semakin deras, seolah ikut menangis bersama mereka. Adrian tetap berdiri di tempatnya, menatap punggung Nayla yang semakin menjauh, membawa serta hatinya yang hancur dalam keheningan sore yang kelam. Yuk saksikan kisah selanjutnya😍😍😍
You may also like
Slide 1 of 9
Satu Detik Terakhir cover
Yupi's Effect  cover
Setelah Koma (Complete) cover
Dua Tuan Putri [END] cover
REGAN's Crazy Wife cover
Unbeatable Beauty (End) cover
Androphobia (End) cover
Leva [Finished]  cover
Indigo & Intelijen [Revisi] cover

Satu Detik Terakhir

47 parts Ongoing

"Apa yang bisa memisahkan cinta sejati? Katakan padaku, Nayla." Suara Adrian bergetar, penuh dengan kepedihan yang berusaha ia tahan. Matanya menatap Nayla dengan putus asa, seolah mencari jawaban yang bisa meredakan rasa sakit di hatinya. Nayla menggigit bibirnya, berusaha menahan gejolak emosi yang semakin menghimpit dadanya. Ia menoleh, menatap wajah Adrian untuk terakhir kalinya, sebelum akhirnya berbisik dengan suara yang nyaris tak terdengar. "Takdir, Adrian..." Air matanya jatuh tanpa bisa dibendung. Butirannya mengalir di pipi, bercampur dengan rintik hujan yang semakin deras. Adrian menatap Nayla tak percaya. Dengan penuh harapan, ia mengulurkan tangannya, mencoba menggenggam tangan gadis itu sebagai bentuk permohonan, sebagai pegangan agar Nayla tidak benar-benar pergi. Namun, Nayla menepisnya. "Kalau begitu, aku akan menantang takdir itu!" suara Adrian semakin meninggi, hampir seperti teriakan yang penuh kepedihan. "Tolong, Nayla... jelaskan padaku! Kenapa kamu menjauh?" Tangis Nayla semakin pecah. Seluruh perasaannya ingin ia tuangkan, tetapi ia tahu, kata-kata tak akan mengubah keadaan. Ia menunduk, bahunya bergetar hebat. "Takdir ini... tak bisa dilawan, Adrian..." suaranya lirih, seakan patah di tengah jalan. Ia berbalik, membelakangi Adrian. Langkahnya terasa berat, namun ia tahu, ia harus pergi. "Selamat tinggal..." Hujan semakin deras, seolah ikut menangis bersama mereka. Adrian tetap berdiri di tempatnya, menatap punggung Nayla yang semakin menjauh, membawa serta hatinya yang hancur dalam keheningan sore yang kelam. Yuk saksikan kisah selanjutnya😍😍😍