Hari pertama masuk SMP, seorang gadis kecil tanpa sengaja jatuh hati pada dunia yang sama sekali baru baginya, Marching Band. Suara drum, tiupan alat musik, dan barisan rapi membuatnya terpikat. Namun bukan hanya iramanya yang menawan - di sanalah ia pertama kali melihat sosok senior yang kemudian mengisi hatinya.
Awalnya, itu hanya rasa kagum polos seorang adik kelas. Tatapan singkat, senyum tipis, dan ucapan penyemangat yang sederhana terasa begitu berarti. Hari-hari latihan marching band menjadi ruang rahasia tempat perasaannya tumbuh diam-diam.
Namun waktu tak pernah mau berhenti. Sang senior lulus, meninggalkan barisan, sementara gadis itu hanya bisa menggenggam rasa yang tak sempat terucap. Ia berjanji pada dirinya sendiri meski tak pernah tersampaikan, ia akan menyimpan perasaan itu.
Enam tahun berlalu. Gadis kecil itu kini tumbuh dewasa, menjalani hidup dengan segala perubahan. Banyak orang datang dan pergi, tapi hatinya tetap terikat pada satu nama, satu wajah, satu kenangan sederhana di lapangan sekolah.
Dan ketika takdir mempertemukan mereka kembali, ia dihadapkan pada pertanyaan yang selama ini ia hindari.
Haruskah ia tetap diam, atau akhirnya berani menyuarakan apa yang selama ini terpendam?
"Cinta pertama tidak selalu untuk dimiliki. Tapi bisakah rasa yang dijaga enam tahun lamanya benar-benar hilang begitu saja?" ~ Alya Pramesti