LOTUS SALJU Di KEGELAPAN

Prolog – Jiwa yang Tersegel

Suara klakson mobil, hiruk-pikuk kota, dan layar ponsel yang menyala terakhir kali adalah hal terakhir yang diingat Ning Xue, seorang gadis modern berusia dua puluh tahun. Hidupnya sederhana, penuh tekanan pekerjaan, tanpa keluarga yang bisa ia sebut rumah. Lalu, dalam satu tabrakan mendadak—segala sesuatu berhenti.

Saat matanya kembali terbuka, ia terbangun di tubuh seorang gadis muda dengan wajah pucat, rambut hitam panjang terurai. Tangannya kurus, bergetar lemah, dan di sampingnya duduk sepasang orang tua renta dengan mata penuh air mata.

“Ning’er, jangan tinggalkan ayah dan ibu angkatmu” suara serak itu terdengar asing tapi hangat.

Ia tak tahu siapa mereka, tapi perasaan hangat yang asing itu menusuk ke dalam hatinya. Bersamaan dengan itu, potongan ingatan lain masuk—nama tubuh ini adalah Su Ning, anak luar dari keluarga besar Klan Su, yang dibuang ke desa terpencil sejak bayi.

Kedua orang tua angkatnya, meski miskin dan sakit-sakitan, merawatnya dengan kasih sayang tulus.

Hari itu, kereta megah berlapis giok berhenti di desa. Bendera merah dengan simbol naga perak berkibar angkuh di udara. Turun sekelompok orang berbaju jubah panjang, tatapan mereka dingin dan penuh perhitungan.

“Kami datang menjemput nona muda klan Su’’

Su Ning—atau tepatnya Ning Xue yang kini berada di tubuhnya—mendapati dirinya terseret ke dalam pusaran nasib baru. Klan Su yang selama ini menolak keberadaannya, kini justru menjemputnya kembali. Tapi bukan karena kasih, melainkan karena konflik keluarga dan perebutan kekuasaan yang tengah memanas.

Saat kereta itu bergerak meninggalkan desa, bayangan hitam samar-samar muncul di sudut matanya. Sebuah suara berat, dalam, dan dingin berbisik di lubuk hati:

“Akhirnya… kau membuka matamu. Gadis ini hanyalah wadah. Dan kini, aku bisa melihat dunia lagi…”

Jantung Su Ning berdegup keras. Dia belum tahu… bahwa di dalam tubuh yang kini ia tempati, tersegel sebuah kekuatan kuno yang akan mengubah segalanya.