"Kak Arshaka itu menyebalkan," cetus Alesha. Nada suaranya terdengar seperti gerutuan halus di tengah bisingnya kantin. Matanya yang bulat memicing, menatap Arshaka dengan kesal.
Sinar matahari sore menembus celah jendela kantin, membentuk berkas cahaya yang menari-nari. Debu-debu beterbangan di dalam cahaya itu, menambah kesan dramatis pada percakapan mereka.
"Makasih, Sha. gue tahu gue ganteng." jawab Arshaka menyeringai percaya diri.
Mendengar jawaban Arshaka, Alesha berkedip cepat, bulu matanya menyapu pipinya yang merona. "Kak Arshaka itu seperti es! Dingin dan tidak punya hati."
"Iya, Sha. gue tidak punya hati... karena sudah lo curi." balas Arshaka sambil terkekeh pelan.
Sontak Alesha membuang muka, memainkan ujung jilbabnya yang berwarna krem. Jantungnya berdegup kencang mendengar perkataan Arshaka.
"Jangan mulai deh, Kak," gumamnya pelan, berusaha menyembunyikan senyum yang mulai muncul di bibirnya. Ia benci mengakui, tapi gombalan Arshaka selalu berhasil membuatnya salah tingkah.
"Gue mau cerai!!" ucap Ayla penuh penekanan.
"Cerai aja sendiri, ngapain ngajak-ngajak gue?" balas Adrian santai sembari terus memakan kuaci yang ada di tangannya.
Hidung Ayla sudah kembang kempis menahan amarahnya, "ADRIAN!!!" teriaknya menggelegar.
"Aye aye bosss," jawab Adrian mengangkat tangannya hormat kepada sang istri.
***
Ini hanyalah sebuah kisah sederhana tentang perjalanan rumah tangga Ayla dan Adrian. Dua orang asing yang terpaksa tinggal bersama karena perjodohan dari orang tuanya.
Sikap Adrian yang petikilan, tidak waras, dan tidak pernah serius benar-benar menguras kesabaran Ayla.
Tetapi karena kehadiran Adrian membuat Ayla yang awalnya tidak percaya akan adanya takdir bahagia dalam hidupnya mulai mempercayai takdir itu.
Berbagai masalah datang menerjang bahtera rumah tangga mereka, akankah mereka berhasil mengatasinya? atau malah mengakhiri semuanya?
❗ Cerita ini mengandung unsur kebengekan dan keromantisan❗