Story cover for Hujan Pertama Abizar by Lunnna-lun
Hujan Pertama Abizar
  • WpView
    Reads 4
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 4
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Sep 09
Bagi Abizar, keluarga seharusnya menjadi pelukan hangat, tapi justru menjadi sumber luka yang tak pernah sembuh. Tekanan demi tekanan membuatnya terperangkap dalam gelapnya BPD, hingga ia sering menuliskan kalimat yang sama di buku harian lusuhnya:

"Dunia tak adil bagi mereka yang lemah."

Namun, takdir punya cara lain untuk mengetuk hatinya. Pada sebuah sore hujan, ia dipertemukan dengan seorang gadis asing yang tak hanya memberi senyum, tetapi juga cahaya. Pertemuan singkat itu menjadi awal perjalanan panjang-tentang keberanian untuk sembuh, arti persahabatan yang tulus, dan cinta yang tumbuh di antara luka.

Tapi mampukah Abizar benar-benar menemukan rumah sejati dalam diri seseorang, ketika keluarganya sendiri adalah alasan ia hancur?

Cover by Pinterest
All Rights Reserved
Sign up to add Hujan Pertama Abizar to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
JEEVANA cover
FATED LULLABY  cover
S2: After Engagement  cover
Di sebalik layar  21+ cover
Time cover
Love Contract  cover
Jenderal Muda [ShenGao] cover
Jenderal Tawanan Kaisar  cover
My Wife Is Boy [BL] cover
Death Twice  cover

JEEVANA

67 parts Ongoing

"Gue terpaksa nikah sama lo, demi bayi yang ada di perut lo." Kata-kata itu jatuh seperti pisau yang menancap tepat di hati Kiana Alisha. Pernikahan yang seharusnya menjadi momen bahagia, kini hanya terasa seperti hukuman. Ia tidak diinginkan. Bukan sebagai istri, bukan sebagai seseorang yang layak dicintai. Pria di hadapannya, sosok yang dingin dan kasar, menikahinya bukan karena cinta-hanya karena tanggung jawab, Tatapan matanya tajam, seolah berkata bahwa semua ini hanya sementara. Bahwa setelah bayi itu lahir, segalanya akan berakhir semuanya. Namun, takdir selalu punya cara untuk mempermainkan hati manusia. Dalam kebencian, mungkin terselip perasaan yang tak terduga?