17:10 WIB

Kadang, hidup cuma butuh satu momen kecil buat mengubah semuanya.
Bagi Raka, momen itu datang di jam lima lewat sepuluh.
Sore yang basah, bangku taman yang sepi, dan seorang perempuan asing yang diam-diam paham rasanya patah.

Mereka nggak saling jatuh cinta di detik itu juga. Nggak ada kalimat manis, nggak ada janji besar. Cuma dua orang yang sama-sama capek pura-pura kuat, akhirnya ketemu tempat buat berhenti sebentar, narik napas, dan ngerasain: ternyata ada yang mau duduk bareng meski dunia lagi nggak ramah.

Buku ini bukan cerita cinta klise. Ini tentang pulih pelan-pelan, tentang luka yang akhirnya berani diucapkan, tentang diam yang ternyata bisa jadi pelukan paling jujur.