Amara Zhafira El-Faiha, lebih dikenal Amara. mahasiswi aktif yang selalu sibuk dengan kuliah dan organisasi. Semua orang mengenalnya sebagai sosok ceria, pintar, dan percaya diri. Tapi hanya Amara yang tahu, di balik senyum itu ada trauma yang membuatnya menutup hati dari siapa pun.
Hingga Allah mempertemukannya dengan Kenzie Nalendra Danadyaksa atau kenzie, dosen muda yang baru mengajar di kampusnya. Berwibawa, santun, dan penuh ketenangan. Dari balik kacamata dan jas rapi, ada sosok yang diam-diam membuat Amara goyah.
Namun Amara tetap berusaha menjaga jarak. Baginya, jatuh cinta hanya akan mengulang luka lama. Sampai suatu hari, Amara berkata lirih pada seseorang,
"Maaf, saya sudah dijodohkan."
Tanpa ia sadari, lelaki yang dimaksud... adalah Kenzie sendiri.
Takdir selalu punya cara, dan seringkali cinta datang sebagai obat dari luka yang paling dalam.
Iren hanya ingin tidur sebentar setelah begadang mengerjakan skripsi. Tapi saat terbangun, ia mendapati dirinya berada di kamar mewah bak istana-dan yang lebih mengejutkan, ia tengah hamil.
Panik, bingung, dan tak mengenali satu pun wajah di rumah itu, Iren mencoba mencari penjelasan. Namun semuanya berubah saat ia melihat wajahnya di cermin-itu memang wajahnya, tapi bukan tubuhnya.
Ia telah berpindah ke dalam tubuh orang lain.
Seorang wanita bernama Iren juga.
Yang... ternyata sudah menikah, entah dengan siapa.
Yang sedang mengandung anak dari pria misterius berjaket kulit hitam.
Dan yang-perlahan-mulai mengembalikan ingatan masa lalunya... sebagai karakter antagonis dari sebuah novel yang pernah ia baca.
Iya. Novel.
Dunia ini bukan dunia nyata, melainkan dunia fiksi. Dan tubuh yang kini ia tempati adalah milik tokoh antagonis kejam yang mati tragis-dibunuh oleh anaknya sendiri.
Iren panik. Ia tahu jalan cerita. Ia tahu betapa kejamnya nasib sang tokoh ini.
Dan ia tahu, jika ia tidak mengubah takdirnya... maka kematian yang sama akan kembali datang menjemput.