Bagi Soobin, hidup hanyalah satu nama: Choi Beomgyu.
Anak manis yang ia besarkan seorang diri, anak yang membuatnya rela bekerja siang malam, bahkan lebih ia cintai dari nyawanya sendiri. Namun dunia tidak pernah benar-benar berpihak pada mereka-dokter sudah lebih dulu memvonis bahwa Beomgyu hanya akan bertahan sampai usia tujuh belas tahun.
Sejak itu, setiap detik bersama Beomgyu adalah hadiah.
Tawa kecilnya, rengekannya, bahkan keisengannya adalah alasan Soobin untuk terus berdiri. Tapi semakin Beomgyu tumbuh besar, semakin nyata juga batas waktu yang menunggu di depan.
Di tengah keluarga yang dulu menolak namun kini mulai menerima, seorang guru yang sabar, dan seorang sahabat yang ceria, Beomgyu belajar menikmati setiap momen. Namun ketika rahasia kecil yang ia sembunyikan mulai terungkap-surat, bucket list, dan rasa sakit yang tak tertahan-Soobin harus memilih: terus menyangkal kenyataan, atau melepaskan dengan hati yang hancur.
Sebuah kisah tentang cinta tanpa syarat, kehilangan, dan janji yang tak pernah padam.
Karena bagi seorang ayah, anak bukan sekadar bagian dari hidupnya.
Anak adalah hidup itu sendiri.