Tidak semua pertemuan diciptakan untuk indah. Ada kalanya semesta justru mempertemukan dua jiwa yang seharusnya berjalan di jalur masing-masing, hanya untuk membiarkan mereka saling bertabrakan.
Ia adalah badai yang liar, keras kepala, dan tidak mengenal kata diam. Suaranya memenuhi ruangan, langkahnya selalu meninggalkan jejak, dan kehadirannya bagai angin yang mustahil bisa dibendung. Kehidupannya penuh dengan tawa, kegaduhan, dan kenekatan yang sulit dipahami orang lain.
Sementara itu, ada seseorang yang seolah hidup di kutub yang berlawanan. Dingin, tenang, dan terlalu acuh terhadap dunia di sekitarnya. Kata-katanya singkat, tatapannya menusuk, dan senyumnya hampir tidak pernah terlihat. Ia bagaikan tembok batu yang sulit ditembus, kokoh namun terasa jauh.
Keduanya seharusnya tidak pernah bersinggungan. Namun, takdir tidak mengenal kata "seharusnya."
Ketika badai liar bertemu dengan tembok dingin, bukan sekadar percikan kecil yang tercipta-melainkan ledakan besar yang mengguncang segalanya.
📌 Hak Cipta
Cerita ini merupakan karya orisinal penulis. Seluruh, alur, nama panjang, maupun kejadian cerita di dalamnya adalah hasil imajinasi dan kreasi penulis. Dilarang keras untuk menyalin, memperbanyak, mendistribusikan, atau menerbitkan ulang karya ini, baik secara keseluruhan maupun sebagian, tanpa izin tertulis dari penulis.
Setiap kesamaan dengan nama, tempat, atau kejadian nyata hanyalah kebetulan belaka dan tidak disengaja.
© 2025 [Lintar] - All Rights Reserved All Rights Reserved
Read more