Carmen, seorang ibu tunggal, menjalani hidup penuh luka setelah ditinggalkan oleh orang yang paling ia cintai. Namun di tengah kehancuran itu, ia menemukan alasan untuk tetap berdiri: tiga anak kembarnya Ana, Ian, dan Andi. Mereka adalah cahaya di balik malam yang kelam, meski kenyataan sering kali menuntut Carmen untuk menjadi lebih kuat dari yang seharusnya.
Sebagai single mom, Carmen harus menghadapi kerasnya dunia seorang diri: menafkahi keluarganya, melawan stigma masyarakat, menelan tangis dalam sepi, hingga menyembunyikan rasa sakit di balik senyumnya agar anak-anaknya tetap bisa tertawa. Ana yang perasa, Ian yang keras kepala, dan Andi yang rapuh semua membawa warna tersendiri yang membuat Carmen sadar, kasih seorang ibu tidak akan pernah tergantikan oleh apapun.
Namun kehidupan tak selalu memberi jalan yang mulus. Di antara tawa anak-anaknya, Carmen menanggung derita: rasa bersalah, penyesalan, dan ketakutan kehilangan. Ia hanya bisa berdoa, agar saat ketiga buah hatinya dewasa nanti, mereka mengerti satu hal bahwa semua pengorbanan, luka, dan air mata ini hanyalah demi mereka.
"Pelukan yang Tak Pernah Hilang" adalah kisah tentang cinta tanpa syarat, pengorbanan seorang ibu, dan perjalanan menyembuhkan luka yang membuat siapa pun yang membacanya tak kuasa menahan air mata