CERITA DEWASA 21+, SAYA SUDAH PERINGATKAN.
KEBIJAKSANAAN PEMBACA SANGAT DISARANKAN
TOLONG JANGAN REPORT SAYA YA BIAR BISA TERUS UPDATE
"Kami punya... satu permintaan, Ma. Mungkin... mungkin ini terdengar gila," Ramlan melanjutkan, menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Tapi kami sungguh-sungguh berharap, dan kami tidak tahu lagi harus meminta bantuan siapa."
Uci mengangguk, air mata kembali menggenang di pelupuk matanya. "Ma... kami... kami ingin Mama... menjadi ibu pengganti kami."
Tubuh Ratna menegang. Ia merasa seperti tersambar petir di siang bolong. Ibu pengganti? Dia? Pada usianya yang hampir setengah abad? Jantungnya berdegup kencang, darah seolah berhenti mengalir.
"Kami ingin Ma... meminjamkan rahim Mama untuk cucu kami, Ma. Kami ingin Mama mengandung anak kami."
Mata Ratna membelalak. Pikirannya kalut. Ini bukan sekadar permintaan sederhana. Ini adalah permintaan yang melibatkan tubuhnya, rahimnya, yang telah lama tidak ia gunakan untuk tujuan itu. Ini adalah sebuah pelanggaran batas yang teramat besar.
"Tapi... caranya?" tanya Ratna, otaknya masih belum bisa memproses secara logis. "Maksud kalian... aku... aku harus berhubungan dengan Ramlan, menantuku sendiri?" Pertanyaan itu melayang di udara, menciptakan keheningan yang memekakkan telinga.
Namaku Sekar, tinggi seratus enam puluh senti meter, berat enam puluh kilogram. Kulit kuning langsat, rambut? Tidak kelihatan pastinya, karena aku berhijab. Belum syar'i tapi terus belajar memperbaiki diri. Aku bekerja di sebuah instansi pemerintah, sebagai seorang Kabag.
====
Itu openingnya, yang mau baca berikutnya, silakan....
Selamat membaca. Enjooooyyyy.