Arzetta pernah terjebak dalam obsesi. Sejak SMA hingga kuliah, Rensya adalah pusat hidupnya-lelaki yang ia kejar meski balasan yang ia terima hanyalah hinaan, penolakan, hingga akhirnya dorongan ke tangga yang hampir merenggut nyawanya.
Saat tubuhnya terjatuh dan tak ada tangan yang mengulurkan pertolongan, justru Kahfi yang datang. Mahasiswa teknik elektro, seorang gus dari pondok pesantren ternama, dengan raut cemas dan hati yang takut berbuat dosa, ia menolong Arzetta dalam keadaan darurat.
Tak ada yang menyangka, peristiwa itu menjadi titik balik. Kedua keluarga mereka, yang sejak lama sudah saling dekat, menjadikan kejadian tersebut alasan untuk menjodohkan Zetta dan Kahfi. Bagi Kahfi, itu adalah wujud tanggung jawab yang tak bisa ia abaikan, sekalipun pertemuan awal mereka lahir dari luka.
Bagi Zetta, perjodohan itu membuka matanya: cinta sejati tidak datang dari obsesinya pada seseorang yang tak pernah peduli, melainkan dari sosok yang dengan tulus hadir, bahkan dalam keadaan paling darurat sekalipun.
Kini, di antara luka masa lalu dan perjodohan yang tak terduga, Arzetta harus belajar membedakan antara cinta yang ia kejar dan cinta yang sebenarnya pantas ia terima.