Di tanah asing, sepasang suami-istri menanam benih harapan dengan tangan penuh luka dan peluh. Mereka mengejar gelar di ruang-ruang kuliah yang asing, mengumpulkan dolar dari kerja yang melelahkan, dan bertahan dengan doa yang kadang hanya terdengar oleh langit.
Dari pengorbanan itu, lahirlah tiga cahaya kecil-tumbuh dalam keheningan malam yang dipenuhi harapan. Masing-masing membawa warna sendiri, jalan sendiri, dan takdir sendiri.
Namun, dunia tidak pernah mudah bagi mereka yang berjalan dengan nama asing di negeri orang. Di antara duka dan keterbatasan, mereka belajar bahwa rumah bukan hanya tentang tempat lahir, melainkan tentang cinta yang tak pernah lekang dan mimpi yang terus diperjuangkan.
Mirai no Sato bukan sekadar kisah keluarga. Ia adalah nyanyian tentang cinta yang diwariskan, tentang mimpi yang tak berhenti di satu generasi, dan tentang masa depan yang tumbuh dari akar pengorbanan.
" Ini unnie kami? kau tidak salah ambil appa?" Choi Ian
" Dia kurus sekali, apa dia tidak pernah makan?" Choi Anna
" Dmn appa menemukannya?" Choi Juun
" Unnie ku bertambh?, memiliki 6 unnie saja aku sudah hampir gila" Choi Yena
" Terserah, asal dia tidak berisik seperti Anna dan Ian" Choi Yuha
" Tidak pernah kubayangkan punya unnie
sepertinya" Choi Stela
" Aku tidak ingin memiliki unnie appa, kenapa kau membawa nya kesini" Choi Jiwoo.
" Mianhe sudah masuk kedalam kehidupan kalian, aku akan pergi." Choi Carmen