
Pandangan sepasang brownie dan onyx bertemu. Mereka sama-sama terdiam, seolah bisu. Tak ada inisiatif dari keduanya untuk sama-sama mempersingkat jarak mereka yang terpaut beberapa meter. Angin berhembus seolah menggambarkan suasana dingin dan mencekam diantara keduanya. Dalam hati, keduanya sama-sama mengutuk pertemuan tak disengaja ini. Ini adalah hari kelulusan mereka dari sekolah menengah atas yang penuh dengan kebohongan dan menyakitkan disela hari-harinya. Mengapa mereka harus dipertemukan kembali di hari terakhir ini, sedangkan dihari-hari sebelumnya mereka tidak pernah bertemu karena berusaha keras menghindari satu sama lain? Dan sekarang mereka berpapasan di koridor yang sepi. Tak ada orang disana selain mereka berdua. Meskipun diam, pikiran keduanya berkecamuk, memikirkan hal yang sama. Bagaimana untuk keluar dari situasi ini? Mereka masih remaja. Perasaan labil adalah wajar, termasuk perasaaan egois yang terkadang membuncah mengalahkan rasa bersalah dan menyesal. Disaat yang hampir bersamaan mereka mengambil langkah mendekat satu sama lain dan semakin memperdekat jarak. Semakin dekat sampai tak ada jarak lagi, tetapi sebuah keputusan egois telah mereka ambil. Mereka telah memilih untuk melewati masing-masing dan meninggalkan rasa penyesalan bersamaan dengan hari kelulusan yang akan menandai sebagai pertemuan terakhir di antara mereka.All Rights Reserved