𝘾𝙞𝙣𝙩𝙖 𝙙𝙖𝙡𝙖𝙢 𝘽𝙞𝙣𝙜𝙠𝙖𝙞 𝙎𝙮𝙖𝙧𝙞'𝙖𝙩
7 parts Ongoing 𝙋𝙍𝙊𝙇𝙊𝙂
Setiap doa yang terucap di sepertiga malam, setiap air mata yang jatuh di atas sajadah, tidak pernah sia-sia di hadapan Allah.
Aisyah hanyalah seorang gadis sederhana, jauh dari kata sempurna. Hatinya sering dipenuhi rasa minder, merasa tak pantas, bahkan sempat ingin menyerah pada perasaan yang tumbuh diam-diam. Sementara itu, Alfarizi, seorang penuntut ilmu di negeri para ulama, hidup dalam lingkaran cahaya Tarim dan Madinah. Dua dunia yang seolah berjauhan, dipertemukan oleh sebuah pesan singkat di balik layar.
Apa yang awalnya sekadar perkenalan sederhana, perlahan berubah menjadi perjalanan panjang: dari rasa kagum, jatuh cinta, hingga ujian hati yang membuat keduanya harus berpisah dalam doa. Bertahun-tahun tanpa kabar, hanya keyakinan yang menjaga. Namun doa yang dijaga dengan kesabaran, akhirnya menemukan jalannya.
Inilah kisah tentang cinta yang tumbuh bukan dari rayuan, melainkan dari nasihat dan doa. Tentang dua hati yang berusaha saling memantaskan diri. Tentang perjalanan ta'aruf yang berakhir indah dalam ridha Allah.
Karena sesungguhnya, cinta sejati bukan sekadar pertemuan dua insan melainkan pertemuan dua doa yang Allah satukan dalam takdir-Nya.