"Asvada" - sebuah kata dari Sanskerta yang berarti kenikmatan rasa - menjadi kunci perjalanan seorang tokoh yang menemukan makna hidup lewat masakan, aroma, dan perasaan yang tak terucapkan.
Cerita ini bukan sekadar tentang makanan, tapi tentang bagaimana setiap hidangan menyimpan kenangan; setiap bumbu membawa luka atau cinta; dan setiap gigitan punya rasa yang berbeda, tergantung siapa yang menikmatinya.
Di dapur kecil, di tengah rempah dan api, tokoh utama belajar bahwa rasa sejati tidak hanya lahir dari lidah, tapi juga dari hati. Karena kadang, rasa yang paling sulit dilupakan... adalah rasa yang tidak pernah sempat diucapkan.
Ketika pintu dunia terbuka tanpa sengaja, aku terlempar ke negeri asing yang penuh peperangan. Bukan sebagai prajurit, bukan juga penyihir... tapi sebagai juru masak.
Dengan sepanci nasi dan bumbu seadanya, dia dipaksa membantu pasukan magis: orc, elf, hingga ksatria bayaran-semua membutuhkan hidangan dariku untuk bertarung. Makanan menjadi senjata, rasa menjadi amunisi.
Namun segalanya berubah saat aku bertemu sang Raja dari Kerajaan Suvarṇarājya -musuh yang seharusnya kuhancurkan. Alih-alih menghabisiku, dia justru menculikku... untuk menjadikanku juru masak pribadinya.
Di dapur istana, aku belajar bahwa rasa bukan hanya tentang lidah, tapi juga hati.
Dan dari setiap masakan yang kuserahkan, perlahan tumbuh sesuatu yang berbahaya-rasa yang tidak seharusnya ada.
"Asvada" - karena terkadang, cinta pun punya cita rasanya sendiri.
Angel Castiel Charmeine
seorang malaikat yang dibuang kebumi
karena harus menerima hukuman
untuk mengumpulkan 100 kebaikan.
namun angle castiel terjebak di sebuah
kerajaan yang memiliki seorang pangeran
yang sombong dan arogan.
Kanawut Alaric
seorang pangeran yang memiliki
wajah tampan dan juga baik hati.
namun seketika semuanya berubah saat
ibu kandung pangeran alaric meninggal.
ayahnya menikah lagi dan seluruh
kekayaan kerajaan dikuasi oleh ibu tirinya.