Terkadang aku merasa waktu berjalan begitu cepat. Memoriku berputar kembali ke masa lalu. Aku berharap waktu berhenti saat itu juga. Saat dimana hanya ada aku dan kehidupanku. Hanya aku dengan kenangan manisku. Kenangan manis tanpa ada rasa pahit yang bisa merusak segalanya. Merusak segala sesuatu yang telah kubangun dengan susah payah. Tidak seperti sekarang. Semua kenangan manis itu telah musnah. Musnah hanya karena setitik kepahitan. Setitik kepahitan yang dengan cepat menyebar melalui syaraf-syarafku. Membuatku lumpuh dan tak berdaya. Membuatku jatuh dan terpuruk. Andai... Andai saja aku tidak seceroboh itu. Andai saja aku tak memaksanya waktu itu. Andai saja aku bisa melindunginya saat itu. Andai saja aku yang menggantikan posisinya. Semuanya hanyalah kalimat dengan kata pengandaian yang mengawalinya. Semuanya hanyalah penyesalan yang datang terlambat. Ya, penyesalan memang selalu datang terlambat bukan. Seharusnya aku lebih hati – hati. *** Lelaki itu memang menyesal telah mengenalnya. Tapi ia tidak menyesal karena pernah mencintainya. Inilah salam perpisahan lelaki itu untuknya. Gadis itu jelas sangat menyesal. Ia yang membuat lelaki itu menjauh. Apa yang dilakukannya sehingga lelaki itu menjauh? Akankah dia kembali untuk mengejar gadisnya? Ataukah ia akan menyerah? 'time runs faster than memories.' *** Author : Cerita roman remaja yang berbeda dari yang lainnya dan bisa bikin kamu greget dengan tingkah karakternya. -freakiddys- Bener-bener dibuat anti mainstream banget ceritanya. -Lina_shiners-