75 parts Ongoing Langit hampir sepenuhnya ditelan pusaran neraka. Jeritan jiwa yang keluar dari dalamnya membuat bumi bergetar, seolah dunia itu sendiri ingin runtuh.
Dylan berlutut, darah bercucuran dari luka-luka di tubuhnya. Napasnya berat, namun genggamannya pada tombak masih erat. Anika berdiri di sisinya, wajah pucat tapi matanya menyala dengan tekad keras.
Hun Tiandi mengangkat kedua tangannya, menekan udara.
"Sekarang... jiwa kalian semua akan menjadi bagian dariku."
Pusaran neraka berdenyut, mengeluarkan gelombang hitam yang langsung melumpuhkan tubuh Dylan dan Anika.
---
Tiba-tiba, ular putih di lengan Anika berkilat.
Suara samar terdengar, "Cailin... waktunya sudah tiba. Kau harus memilih: hidupmu, atau masa depan anakmu."
Anika terdiam, tubuhnya bergetar. Ia paham maksudnya.
Kalau ia membuka segel penuh-energi Cailin akan bangkit sepenuhnya, tapi itu akan membakar jiwa dan tubuhnya habis.
Anika menatap Dylan. "Kalau aku lakukan ini... aku mungkin tidak akan ada lagi. Tapi anak kita... dia bisa selamat."
Dylan menoleh dengan wajah penuh luka, matanya melebar. "Jangan bodoh! Aku tidak peduli seberapa kuat Hun Tiandi, kita akan melawan bersama. Aku tidak mau kehilanganmu, Anika!"
Anika tersenyum lemah, air mata mengalir. "Kau sudah memberiku kehidupan kedua. Tapi sekarang, biarkan aku memberimu masa depan."
Note: ini cerita buatan gua. Couple oyen sama uler kadut versiku😎 Happy ending kok, Anika meninggal.