Asap mesin, aroma bensin, dan dentum malam itulah dunia Rayhan Farel Pratama. Siswa TKRO yang dikenal dingin, keras kepala, dan gemar membalap. Di balik sorot matanya yang tajam, tersembunyi alasan yang tak banyak orang tahu, Rayhan tidak membalap demi gaya, melainkan untuk melarikan diri dari rumah yang terasa asing.
Terlahir di keluarga konglomerat otomotif, Farel seharusnya meneruskan roda bisnis ayahnya, Pratama Motorworks. Namun di balik kemewahan itu, ia hidup dalam tekanan, ambisi, dan tuntutan yang membuatnya sesak. Hanya di jalanan malam ia bisa bernapas meski sadar, setiap tikungan bisa menjadi akhir.
Berbeda dengan Alya Nadine Prameswari, siswi DKV yang selalu terlihat tenang. Ia berbicara lembut, lebih sering mendengar daripada berkomentar. Tatapannya penuh makna, geraknya halus seolah setiap langkah telah dipikirkan. Nadine hidup dalam keheningan yang anggun, merekam dunia lewat lensa kameranya mencari kisah di balik diam.
Suatu malam, dikeheningan malam menuntun Nadine ke lintasan balap liar. Tanpa sengaja, kameranya menangkap sosok Farel sedang melakukan aksi drift menegangkan seperti adegan dari film. Satu foto yang tersebar ke seluruh sekolah membuat Rayhan murka... dan sejak itu, nama Nadine terus melekat di pikirannya.
Pertemuan yang seharusnya singkat berubah menjadi awal dari hubungan penuh benturan. Sindiran kecil, perdebatan, dan jarak yang selalu mereka jaga justru menumbuhkan sesuatu yang tak bisa mereka cegah. Di balik setiap pertikaian, perlahan muncul rasa yang semakin sulit mereka rem.
Hingga suatu malam, balapan yang sama nyaris merenggut nyawa Farel. Nadine dihadapkan pada pilihan membiarkan Farel hancur di jalannya sendiri, atau menjadi "rem darurat" yang mungkin bisa menyelamatkan Farel.
Mampukah Farel berhenti sebelum semuanya terlambat?
Atau justru cinta mereka yang kehilangan kendali di tikungan terakhir?