Story cover for Hujan Kala Itu by Dederen_00
Hujan Kala Itu
  • WpView
    Reads 415
  • WpVote
    Votes 169
  • WpPart
    Parts 19
  • WpView
    Reads 415
  • WpVote
    Votes 169
  • WpPart
    Parts 19
Ongoing, First published Sep 23
3 new parts
Hujan kala itu, di sore hari tanpa mereka sadari, kisah mereka berdua telah dimulai. Menghubungkan benang merah tak kasat mata, membawa mereka arti kehidupan yang ditunggu. 

Ini kisah Dhikara dan Akash, bertemu di tengah hujan mengikat benang merah tak kasat mata, membawa takdir yang diharapkan.

Status : on going 


Ini hanyalah cerita fiksi belaka, asli karangan penulis. Jika ada kesamaan latar, waktu, tempat, karakter, dan alur. Itu terjadi secara ketidak sengajaan.
All Rights Reserved
Sign up to add Hujan Kala Itu to your library and receive updates
or
#196teman
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
I Became The Rich Maid cover
I CHOOSE YOU [ON GOING] cover
Di Antara Pengaruh dan Perasaan cover
MOVE ON  ( HIATUS)  cover
THE FIRST LOVE cover
Kait Puisi cover
PAINT [ON GOING] cover
digilir Adik ipar Sendiri (END) cover
EPOCH cover

I Became The Rich Maid

48 parts Ongoing

18+ Sejak kecil, Claire Luna Azelea hanya mengenal penderitaan. Disiksa keluarganya, dipaksa menjadi pembantu, hingga ia tak pernah merasakan manisnya kebebasan. Malam tragis ketika ia dikejar orang jahat, sebuah truk melaju kencang dan mengakhiri hidupnya. Bukannya meninggalkan dunia, Claire justru terbangun di tubuh Clara Nalea Kinanti, seorang pembantu yang ternyata telah dinikahkan dengan tuan mudanya, Arion. Awalnya Claire diliputi rasa takut-bagaimana mungkin ia tiba-tiba memiliki suami? Rasa takut itu mereda ketika ia mengetahui bahwa Arion, sang suami, dikenal sebagai seorang gay. Artinya, pernikahan ini hanyalah formalitas, bukan? Sayangnya, ketenangan itu tidak bertahan lama. Semakin kenal ia dengan Arion, semakin besar rasa curiga yang tumbuh. Tatapan itu... sentuhan itu... sama sekali tidak seperti pria yang dikabarkan mencintai sesamanya. Arion terlalu wajar, terlalu maskulin, seolah menyembunyikan sesuatu yang lebih dalam dari sekadar label yang selama ini melekat padanya.