Mereka yang hadir belum tentu menjadi takdir. Bukan aku yang salah, bukan pula mereka, tapi jalan kehidupan yang harus aku lalui memang sedikit sulit, ku harap aku tetap sanggup. Sekalipun aku tau, ini...
melelahkan.
_Hazasa
Kisah ini menceritakan tentang kehidupan seorang gadis kecil saat ia mulai memasuki kehidupan sekolah menengah atas. Gadis itu bernama Hazasa. Seorang gadis polos yang tidak mengenal arti cinta, sampai ia jatuh cinta pada sosok yang telah menempati salahsatu ruang di hati nya.
"Maaf, tapi gue gak bisa nerima lo, Sa. Gue udah punya pacar dan gue gak mau duain dia, gue gak berniat buat lukain lo. Gue harap lo ngerti." Hazasa tau, ucapan seperti itu yang bakalan dia dengar dari Reza, tapi setidaknya dia bisa mengungkapkan perasaannya, walaupun harus menanggung malu setelah kejadian ini.
"Gak papa, kak gue paham. Gue juga gak berharap lo bisa nerima perasaan gue, gue juga gak sejahat itu buat hancurin perasaan cewek lo. Gue cuma mau ungkapin perasaan gue, itu aja." Hazasa pergi meninggalkan Reza yang yang menatapnya dengan tatapan sendu.
"Lo tau, Sa. Cinta lo gak bertepuk sebelah tangan, tapi gue juga gak mau egois." Reza mengatakannya setelah punggung Hazasa nampak semakin jauh.
Ada sesuatu yang berbeda di udara malam itu-sebuah aroma yang tidak dapat dijelaskan, campuran antara hujan yang tertunda dan bunga yang layu. Angin berhembus pelan, membawa bisikan yang nyaris terdengar, seperti memanggil dari tempat yang jauh, dari waktu yang tidak pernah tercatat.
Aku tidak tahu kapan semuanya berubah, kapan garis waktu yang lurus itu tiba-tiba melengkung, memelukku dan menyeretku ke tempat yang tidak kutahu namanya. Tempat di mana suara hadir tanpa wujud, tempat di mana bayangan bergerak tanpa tubuh. Dunia ini adalah sebuah teka-teki, dan aku adalah potongan kecil yang terlempar ke dalamnya tanpa peringatan.