Malam Bandung selalu punya cerita.
Di balik asap sate yang mengepul dari gerobak sederhana,
hidup seorang omega muda bernama Raka Defana berjalan dengan penuh tanggung jawab.
Ia bukan siapa-siapa-hanya omega sederhana yang bekerja keras demi ibunya dan putri kecilnya.
Cinta? Ia sudah berhenti percaya.
Baginya, kasih sayang keluarganya sudah lebih dari cukup untuk bertahan hidup.
Namun takdir punya cara lain.
Ketika Alexander Brama, seorang alpha dewasa dan pewaris keluarga besar,
muncul di balik kabut malam, hidup Raka pelan-pelan berubah arah.
Pertemuan mereka sederhana-di bawah asap sate,
pada malam dingin kota Bandung.
Tapi siapa sangka, bara kecil itu mampu menyalakan kembali hati yang lama membeku.
Apakah cinta mereka cukup kuat menghadapi perbedaan dunia,
bisik-bisik tetangga, dan luka masa lalu yang belum sembuh?
😺😺😺😺😺
⚠️ Warning / Disclaimer.
🍢Cerita ini sepenuhnya karya orisinal penulis. Dilarang menyalin, mempublikasikan ulang, atau mengadaptasi tanpa izin.
🍢Semua nama dan karakter hanyalah fiksi. Jika ada kesamaan dengan tokoh nyata, itu murni kebetulan.
🍢Terdapat tema keluarga dan romansa dewasa. Tidak disarankan untuk pembaca di bawah umur.
🍢Cerita ini mengandung unsur Omegaverse. Jika tidak nyaman, silakan tinggalkan sebelum membaca.
🍢Dukung penulis dengan mengikuti akun @kiet_nathawat01, memberikan vote, komentar, dan tidak menyebarkan cerita ini secara ilegal.
FOLLOW DULU SEBELUM BACA 🥰
Di bawah langit malam yang sepi, seorang balita kecil menatap bulan dengan mata basah. Wajah putihnya tertutupi debu jalanan, mata jernihnya menatap cahaya rembulan.
.
"Aila nda minta di lahilkan..." bisiknya lirih.
.
"Aila ingin punya olang tua... tenapa hanya Aila yang nda punya olang tua..."
______
Hanya suara hati yang terdengar, tenggelam di antara dinginnya malam dan bintang yang bertaburan.
.
Ketika sebuah bintang jatuh melintasi langit, Aila menutup mata kecilnya rapat-rapat.
.
Mungkinkah harapannya terkabul-mendapatkan sebuah pelukan hangat dan sepasang orang tua yang bisa menyebut namanya?
.
Atau justru takdir kembali menguji balita kecil itu dengan kesepian yang lebih dalam?