Di sebuah desa yang tersembunyi di pelukan hutan sunyi, lahirlah seorang gadis muda dengan takdir yang tak bisa ditebak, seperti angin yang membawa rahagia dari langit yang jauh.
Pada hari upacara kedewasaan, ia berdiri di altar harapan, menanti karunia dari ras-ras agung yang diberkati cahaya, namun, yang datang hanyalah hening dan luka yang tak terlihat mata.
Tiada karunia yang turun padanya, hanya bisik bisik ngeri warga desa yang menyebutkan sebagai kutukan dan bayangan gelap yang tak seharusnya lahir.
Dengan langkah berat ia harus pergi, pergi dari tempat yang selalu ia anggap sebagai rumah, sebab tempat itu bukan lagi rumah melainkan neraka yang menolak dirinya.
Ia melangkah ke tanah asing, tempat monster dan kegelapan setia di tiap sudut jalan, namun apa yang tak mereka tahu, gadis itu menyimpan dua cahaya dalam dirinya, peri yang lembut dan elf yang abadi, tersembunyi dalam darah yang menolak menyerah.
Perjalanannya panjang, berliku, dan tak selalu ramah, namun setiap luka yang menganga ia menemukan serpihan kekuatan dan disetiap malam yang menggigil, ia mendengar bisikan takdir yang memanggilnya pulang.
Dan disetiap langkah, ia lebih dekat pada kebenaran tentang siapa dirinya, dan untuk apa dunia menyisakan hidupnya.
WARNING❗❗
Arrinda cuman ingetin cerita ini tidak akan cocok bagi kalian yang memiliki darah tinggi. Dari judul aku udah cantumin dan garis besarnya pasti kalian udah tau. Selera kalian mungkin tidak sama dengan Arrinda. Sekali lagi WARNING!!
⚫⚫⚫
Zaluna Karina.
Dia tidak menyangka akan ada masanya dia kehilangan segalanya hanya karena obsesi gila satu orang.
Zaluna kehilangan keluarganya, pun Zaluna juga harus kehilangan nyawanya secara tragis.
Kalik Gara Rasyaka.
Dia adalah sumber kehancuran keluarganya. Pria yang memiliki obsesi gila pada sang adik-Zara Karuna. Menyingkirkan siapapun yang mencoba menghalanginya untuk bersama dengan Zara.
Lalu, keajaiban itu datang.
Zaluna kembali ke masa sebelum kehancuran itu dimulai. Kali ini Zaluna akan melindungi keluarganya dari bocah sedeng seperi Gara.
⚫⚫⚫
"Jadi, Bu guru mau saya tidak melanjuti perjodohan itu?"
Zaluna mengangguk sebagai jawaban, netranya terus memindai wajah Gara yang sekarang ini tersenyum jenaka. "Ya, kalian masih bau kencur."
"Bisa, tapi ada syaratnya,"
Alis Zaluna bertaut, bingung sekaligus was-was karena bocah itu gilanya sudah melebihi kapasitas penghuni RSJ.
"Cium saya, kalo saya suka ciuman Ibu, maka saya akan pikir-pikir lagi."
"Bocah edan!"