
"Hira, menurut kamu definisi dari kebahagiaan itu seperti apa?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh dosen yang sedang mengajar mata kuliah Hukum Agraria sore tadi berhasil menyita perhatian Hira. Saat difikirkan, ternyata dia sendiri tidak ingat kapan dirinya merasa bahagia, kapan dirinya merasa bebas dan kapan dirinya merasa tenang. Hira, anak ketiga dari 4 bersaudara tumbuh menjadi seorang gadis yang mandiri. Setelah sang ayah meninggal, dia berkelana dan berusaha untuk tidak menggantungkan hidup dan kebahagiaannya kepada siapapun. Bersamaan dengan itu juga, cintanya yang tidak selaras menjadi pemicu salah satu kehancuran hidupnya. Hingga, suatu saat hadir seseorang yang tidak pernah terlintas oleh fikirannya. Godaan kian hadir, kian mendekapnya seolah tau jika dirinya sangat lemah tentang perasaan. Bagaimana cara Hira hidup dalam kehidupan yang hanya satu kali ini? Bagaimana caranya kembali percaya setelah dibinasakan oleh keindahan yang semata, dan bagaimana cara sang kuasa menggerakkan hatinya kepada hal yang lebih baik?All Rights Reserved
1 part