Miya hanya ingin hidup tenang.
Sebuah eksistensi tanpa drama, tanpa beban, tanpa tatapan menghakimi. Namun, dunia seolah punya agenda lain.
Setelah dihina, ditinggalkan, dan dijadikan bahan tertawaan oleh orang-orang terdekatnya, Miya hanya bisa meringkuk dalam keputusasaan. Hingga suatu malam, sebuah notifikasi aneh muncul di ponselnya yang retak:
"1.000 Like = Satu Nyawa."
Awalnya, Miya mengira itu hanya lelucon kejam, atau mungkin sekadar bug sistem.
Sampai mantan pacarnya, Rama - sosok yang paling menyakitinya - ditemukan tewas tragis. Tepat setelah postingan Miya tembus seribu like.
Tubuh Miya membeku, menyadari kekuatan gelap yang kini ada di genggamannya.
Setiap like baru pada postingannya bukan lagi sekadar validasi, melainkan sebuah pelatuk.
Membuka target baru.
Dan setiap target... adalah orang yang pernah menyakitinya.
Pertanyaannya sekarang:
Berapa banyak like yang dibutuhkan Miya sampai semua orang yang pernah merendahkannya bertekuk lutut di hadapannya?
Sampai dunia ini membayar semua air matanya?
"Like yang Membunuh" - sebuah kisah intens tentang media sosial, dendam yang berdarah dingin, dan godaan kekuatan tak terkendali yang bisa menghancurkan segalanya.
Siapkah kau menyaksikan bagaimana sebuah hati yang hancur bisa menjadi pengadil?
---
Di balik senyum yang tampak tenang, Nova menyimpan kekalutan jiwa yang tak pernah benar-benar ia pahami. Saat kesempatan pertukaran pelajar membawanya jauh ke Jepang, ia berharap suasana baru bisa meredakan riuh di dalam dirinya.
Di negeri asing itu, ia bertemu dengan Kaito, seorang pemuda yang perlahan membuat hatinya berani membuka diri. Mereka sama-sama belajar jatuh hati, tetapi juga sama-sama bimbang menghadapi bayang-bayang masa lalu dan bahasa yang kerap gagal menyampaikan perasaan.
Akankah mereka berhasil menghadapi masa lalu yang kerap menjadi tembok terbesar antara mereka berdua? Atau mereka hanya akan larut dalam kesalahpahaman yang tak kunjung reda tanpa memperbaiki komunikasi?
Sebuah kisah tentang keberanian mencintai, rapuhnya komunikasi, dan perjalanan seseorang mencari jati dirinya dari banyaknya bintang palsu.