"Nes, lo suka sama kak El?" tanya Nilam
"Menurut lo gimana?"
Nilam merangkul pundak Nesya.
"Lo sama kak El itu sebenarnya sama-sama suka, tapi gengsi Lo berdua Segede gaban."
Nesya tersenyum mendengar penuturan Nesya barusan.
"Gue takut dia ngga nyaman kalo gue berlebihan dan minta kepastian ke dia. takutnya cuma gue doang yang suka."
Kayla memutar bola matanya, tak habis fikir dengan isi kepala Nesya.
"El?"
El menoleh mendengar namanya dipanggil.
"Loh, Cika ada apa?"
"Lo mau nggak daftar jadi ketua osis bareng sama gue."
"Emang udah dibuka?, dan Lo yakin ngajakin gue?"
"Yakin lah, kenapa nggak yakin, lo pinter dan gue rasa lo punya tanggung jawab yang bagus."
"Gue pikirin dulu." Cika mengangguk dan pergi meninggalkan El.
Pemilihan ketua osis sedang berlangsung, El duduk disebelah Cika, keduanya kini memakai jas berwarna hitam yang serasi.
El celingukan mencari keberadaan seseorang, kini ia bisa melihat Nesya yang cemberut, entah apa yang membuat Nesya menjadi marah.
"Apa Nesya cemburu?, kayaknya nggak mungkin deh, emang dia suka sama gue?"
she was never supposed to be known
he was never supposed to want her
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••
Ghazya yang tengah menikmati kedamaian hidupnya sebagai designer interior tiba tiba menjadi sorotan publik karena pusaran isu yang mengaitkan hubungan dengan salah satu Staf Khusus Kepresidenan, Arnesh Hardiyata.
Sebagai bentuk tanggungjawab, Arnesh berusaha mencari tahu info lebih dulu tentang Ghazya sebelum jadi bahan gorengan media dan senjata musuh politiknya. Tapi pencariannya buntu, info tentang Ghazya sulit didapat. Tidak ada jejak digital sedikitpun. Tidak ada history Kartu Kredit apalagi hutang piutang, bahkan catatan medis pun kosong. Seolah olah perempuan itu tidak pernah benar-benar hidup di dunia yang sama.
Tentu saja Arnesh akan sangat sulit mendapatkan info tentang Ghazya. Tak tercatat. Tak disebut. Tak diakui. Karena dia adalah anak rahasia dari calon presiden.