Caello Mavendra, remaja SMA berusia 17 tahun, dikenal karena dua hal: kepolosannya yang tak terhingga, dan sifatnya yang sangat cengeng. Cukup melihat kucing kejepit, air matanya langsung membanjir.
Satu detik ia sedang menangis karena game-nya lag, detik berikutnya ia terbangun dengan rasa sakit di sekujur tubuh, mencium aroma aftershave mahal dan kain sutra asing.
Ia membuka mata. Sebuah kamar tidur seluas lapangan basket menyambutnya. Di depan cermin raksasa, berdiri sosok yang membuat Caello memekik tertahan. Pria itu tinggi, tegap, berotot, dan memiliki tatapan mata sehitam malam yang dingin dan menusuk. Wajahnya tampan dengan rahang tegas, tetapi auranya begitu kuat dan menekan.
Itu adalah Marvello Narendra. CEO Narendra Group yang kejam, tegas, dingin, dan terkenal tidak memiliki hati.
"A-aku... aku di mana?" gumam Caello, suaranya yang halus kini berubah menjadi bariton berat. Ia mulai gemetar. Ini pasti mimpi buruk. Ia mencubit tangannya, terasa sakit, dan air mata mulai menggenang.
"Kenapa aku di tubuh om-om ini?!" jeritnya dalam hati.
Entah kenyataan yang seperti fiksi atau fiksi yang menjadi kenyataan. Nathan tidak bisa membedakannya kadang kadang. Doktrin bahwa dia seorang karakter saat kecil mempengaruhi kehidupannya. Bahkan buruknya novel terkutuk yang pernah ia baca itu terasa menjadi kenyataannya.
Saat anak itu menyangkal dirinya seorang karakter, diwaktu bersamaan dia menyusun skenario kalau saja novel yang dia baca menjadi kenyataan. Tidak, novel itu pada dasarnya telah menjadi kenyataan saat kedatangan pemeran utama wanita didalam keluarganya.
Bagaimana cara Nathan menghadapi ini? Entahlah. Apakah sebuah keberuntungan jika kamu tahu spoiler tentang nasib hidupmu?
Note : banyak kata kata kasar. Harap bijak menjadi pembaca.
Sumber pict : Pinterest.