Story cover for Tuhan, Aku Masih Belajar Bernapas by vrvctryda5
Tuhan, Aku Masih Belajar Bernapas
  • WpView
    Reads 71
  • WpVote
    Votes 12
  • WpPart
    Parts 2
  • WpView
    Reads 71
  • WpVote
    Votes 12
  • WpPart
    Parts 2
Ongoing, First published Oct 09
Apa yang terjadi ketika ambisi terbesar seorang ilmuwan dan penulis harus berakhir menjadi keheningan kamar?

Itulah yang dialami Alya. Di tengah gemuruh pencapaian teman seangkatannya, Alya terjebak dalam rasa malu yang mendalam. Janji-janji besarnya sebagai anak sulung gagal total, meninggalkan ia dengan satu ketakutan terbesar: kehilangan kemampuan berpikir dan keyakinan diri. Ia merasa Langit pun telah lelah mendengar keluhannya.

Namun, di tengah isolasi, Alya memulai terapi pemulihan paling jujur. Ia menulis surat untuk dirinya yang penuh janji di masa lalu, ia berdialog dengan Tuhan hanya dengan tiga kata yang tulus, dan ia menemukan bahwa menulis adalah cara terbaiknya untuk menyalakan kembali cahaya dari dalam.

Kisah tentang bagaimana Alya mengubah penolakan kerja menjadi kalimat syukur di jurnalnya, dan bagaimana obrolan singkat dengan orang asing mengubah perspektifnya. Ini adalah perjalanan untuk memahami bahwa masa-masa sulit bukanlah hukuman, melainkan "jeda dari Langit" yang diberikan agar kita bisa menemukan jalan pulang menuju diri kita yang paling murni.

Novel ini adalah pelukan hangat bagi setiap jiwa yang merasa tersesat, mengingatkanmu bahwa yang terpenting bukanlah seberapa cepat langkahmu, melainkan seberapa jujur hatimu menuju-Nya.
All Rights Reserved
Sign up to add Tuhan, Aku Masih Belajar Bernapas to your library and receive updates
or
#87anaksulung
Content Guidelines
You may also like
ISTRI MAGANG [ONGOING] by came_sa
50 parts Ongoing
Di usia 30 tahun, Khalif merasa waktunya telah sampai. Hidupnya sudah cukup stabil-pekerjaan tetap, rumah kecil yang nyaman, dan tabungan untuk masa depan. Tapi ada satu hal yang belum ia miliki: teman hidup. Bukan karena ia belum ingin, tapi karena ia belum menemukan perempuan yang membuatnya merasa yakin. Bukan hanya cantik atau cerdas, tapi seseorang yang siap bertumbuh bersama dalam pernikahan. Seseorang yang tidak hanya ingin "menikah", tapi juga memahami bahwa rumah tangga adalah proses panjang yang akan penuh jatuh bangun. Lalu datanglah nama Alya. Gadis 23 tahun, adik dari rekan kerjanya. Khalif nyaris menolak ketika pertama kali ditawari. Terlalu muda, pikirnya. Terlalu polos. Tapi saat proses ta'aruf, Alya berkata jujur, "Saya belum siap jadi istri. Tapi saya ingin belajar." Dan di titik itulah Khalif tersentuh. Bukan oleh keberanian Alya, tapi oleh kejujurannya. Pernikahan mereka terjadi tanpa drama, tanpa janji cinta yang berlebihan. Hanya niat yang baik, restu orang tua, dan doa yang tak putus. Tapi Khalif segera menyadari: menikahi perempuan yang belum tahu cara mengupas bawang ternyata lebih menantang dari semua negosiasi proyek yang pernah ia hadapi. Alya bukan istri sempurna. Bahkan, ia menyebut dirinya sendiri "istri magang" karena semua hal ia pelajari dari nol-memasak, membersihkan rumah, mengatur waktu, mengelola emosi, bahkan cara bicara yang lembut. Namun, justru dari ketidaksiapan itu, Khalif belajar arti menjadi suami. Menjadi pemimpin yang sabar, pembimbing yang tidak menggurui, dan teman yang setia menemani proses, bukan menuntut hasil instan. Dan dalam setiap kekacauan kecil-dari telur gosong sampai baju hasil setrika yang bolong-Khalif menemukan bahwa cinta bukan sesuatu yang datang tiba-tiba, tapi sesuatu yang perlahan tumbuh dari ketulusan, ketidaksempurnaan, dan keberanian untuk mencoba lagi. ________________ GENRE: Romance-Islami, Comedy, Slice of Life
You may also like
Slide 1 of 9
Figuran ? Bodo Amat ! cover
ISTRI MAGANG [ONGOING] cover
NARA NEW VERSION cover
Suddenly Became A Child cover
FIGURAN [TRASMIGRASI] cover
Second Prince cover
Memories With You ✔ cover
Become A Weak Bastard Extra cover
Menjadi Yang Kedua cover

Figuran ? Bodo Amat !

14 parts Ongoing

Alessa Virendra terbangun di dunia novel romance remaja yang pernah ia baca-sebagai figuran. Bukan tokoh utama, bukan tokoh penting. Hanya pelengkap latar belakang yang nggak punya efek apa-apa ke plot. Dan itu, menurut Alessa, justru menyenangkan. Ia berniat hidup tenang tanpa ikut campur, membiarkan tokoh-tokoh utama memainkan drama mereka sendiri. Tapi semuanya berubah saat ia melihat bahwa cerita ini tidak seindah yang ia kira. Arabelle, si protagonis cewek yang terkenal manis, lembut, dan selalu menjadi korban dalam cerita, ternyata memiliki wajah lain. Di balik air mata dan kepolosannya, tersembunyi sifat manipulatif dan ambisi besar untuk memastikan dirinya selalu menjadi pusat dunia semua orang. Selina Raventia, si 'antagonis cewek' yang dicap sombong dan pencemburu, ternyata hanya korban framing. Renard Daevas, 'si licik penuh intrik', sebenarnya hanya melindungi seseorang yang penting baginya-seseorang yang Arabelle incar. Dan yang paling parah, kehadiran Alessa, yang seharusnya hanya figuran, justru mengancam alur sempurna yang telah Arabelle bangun selama ini. Ditarik ke dalam pusaran drama yang tidak ia inginkan, Alessa punya satu prinsip: > "Gue bukan pahlawan. Gue bukan villain. Tapi kalau lo main kotor, gue nggak segan kotorin tangan juga."