Sepotong cahaya di kedai kopi Tua

"Sepotong Cahaya di Kedai Kopi Tua" adalah sebuah kisah yang menghangatkan tentang harapan, kenangan, dan arti sejati dari pelestarian.

Berlatar di Kota Lama yang diselimuti aroma kopi dan nostalgia, cerita ini mempertemukan Laras, seorang arsitek muda yang berjuang menyelamatkan bangunan tua, dengan Pak Harjo, seorang pensiunan tukang pos yang pendiam dan misterius.

Di tengah obrolan pagi di Kedai Kopi Tjing Ting, Laras mendesak Pak Harjo untuk berbagi cerita di balik sebuah jendela kuno yang ingin ia selamatkan. Alih-alih mendapatkan kisah tentang surat yang dinanti, Laras justru menemukan pengakuan yang lebih mendalam. Pak Harjo mengungkapkan bahwa ia tidak pernah menunggu surat dari istrinya yang pergi ke seberang lautan, melainkan menantikan "sepotong cahaya"-sinar matahari terbenam yang hanya muncul sesaat, menyinari jendela itu dan menjadi bukti bahwa mereka masih berbagi langit yang sama.

Kisah ini mengubah pandangan Laras. Ia menyadari bahwa tugasnya sebagai arsitek bukan sekadar melestarikan bata dan plester, tetapi melestarikan bingkai di mana cinta dan harapan pernah ditahan. Sebuah narasi singkat namun puitis tentang bagaimana tempat-tempat bersejarah menjadi wadah abadi bagi janji yang tak terucapkan dan harapan yang paling murni.