Pada malam Valentine, ketika dunia diramaikan oleh senyum, bunga, dan janji cinta, sesuatu yang tak kasat mata lahir dari sisi gelap perasaan manusia. Dari sisa-sisa kesedihan, cemburu, amarah, dan patah hati, terbentuklah sebuah makhluk - bukan manusia, bukan dewa, melainkan hasil dari cinta yang gagal.
Ia lahir di tengah kabut lembah terlarang, di bawah langit yang menangis dengan warna merah muda kelam. Tubuhnya lembut seperti cahaya bulan, namun di dalam dadanya berdenyut cahaya lemah yang berisi ribuan emosi manusia yang pernah tersakiti.
Makhluk itu diberi nama Rin oleh Chika, salah satu dari The Goddess Moon - para penjaga keseimbangan cinta yang mengawasi dunia dari cahaya rembulan. Tidak memiliki asal, tidak mengenal kasih, Rin adalah pertanyaan yang dilahirkan ke dunia - bisakah sesuatu yang lahir dari patah hati, belajar memahami cinta sejati?
Namun, kelahirannya bukanlah keajaiban semata. Ia adalah tanda - bahwa cinta manusia telah terlalu sering terluka hingga menciptakan kehidupan baru dari sisa-sisa perasaannya.
Dan dengan kelahiran Rin, hari Valentine tak lagi sekadar hari kasih sayang, melainkan hari lahirnya makhluk cinta yang belum tahu bagaimana cara mencintai.