Story cover for Titik Nadir  by jieyraa
Titik Nadir
  • WpView
    Reads 183
  • WpVote
    Votes 85
  • WpPart
    Parts 11
  • WpView
    Reads 183
  • WpVote
    Votes 85
  • WpPart
    Parts 11
Ongoing, First published Oct 10
3 new parts
Pernah suatu waktu, Nadira berdiri di ambang kehilangan-antara mimpi yang terkubur dan arah baru yang tak pernah ia pilih.
Ia ingin menjadi psikolog, memahami luka batin manusia, namun semesta menuntunnya ke dunia yang berbeda: dunia seragam putih, stetoskop, dan doa di balik setiap napas pasien.

Di sanalah ia bertemu seseorang, sosok yang mengajarkan bahwa merawat bukan hanya tentang menyembuhkan orang lain, tapi juga tentang menemukan dirinya yang sempat hilang.
Ia jatuh cinta-pada senyum itu, pada kehangatan dunia kesehatan, dan pada dirinya yang kini berani mencinta lagi.

Namun waktu tak selalu berpihak. Ia harus melangkah sendiri, menatap masa depan tanpa sosok yang dulu membuatnya percaya pada cahaya.

Titik nadir bukan tentang jatuh... tapi tentang bagaimana hati yang patah masih sanggup berdenyut, untuk terus hidup, belajar, dan mencinta walau segalanya telah pergi.

A romantic novel based on a true story
All Rights Reserved
Sign up to add Titik Nadir to your library and receive updates
or
#86smk
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Penasaran Yang Membakar (21+) cover
Living With My Ex cover
WITRE JALSOKU cover
Be Your Girl cover
Konspirasi Semesta  cover
SUGAR cover
DAMIAN cover
Dinikahi Ayah Angkat cover
DEAR ALAN cover
Seduce The Goodboy [END] cover

Penasaran Yang Membakar (21+)

20 parts Ongoing

Arjuna dan Luna, dua sahabat karib yang berbagi apartemen karena satu universitas, menjalani kehidupan kampus yang normal. Mereka berdua sama-sama naif dalam urusan ranjang, tak punya pengalaman apa pun tentang hubungan seksual. Arjuna, si tampan berpostur sedang dengan "anugerah" yang besar dan sedikit bengkok ke kiri, dan Luna, si jelita dengan payudara bulat penuh, bokong padat kencang, serta "mahkota" mungil merah muda berbulu halus. Awalnya, hidup mereka berjalan datar, hingga rutinitas yoga pagi justru membuka pintu rasa penasaran yang tak terduga. Sebuah tatapan tak sengaja pada lekuk tubuh yang tersembunyi, sebuah benjolan yang tak biasa, membangkitkan gejolak hasrat yang lama terpendam. Dari sekadar melihat, rasa ingin tahu itu merambat pada sentuhan, elusan, hingga ciuman yang membakar. Setiap malam, hasrat mereka terusik. Setiap pagi, gairah kembali membara. Perlahan, batas persahabatan mereka runtuh, digantikan oleh jalinan intim yang semakin dalam. Akankah rasa penasaran, sentuhan, dan elusan itu membawa mereka pada eksplorasi hasrat yang sebenarnya, ataukah ada konsekuensi lain yang menanti di ujung perjalanan ini?