
Di atas panggung, Kael Davidson Ravencroft adalah idola. Di balik panggung, ia hanyalah pewaris darah kotor keluarga mafia. Ia memilih musik, bukan peluru. Tapi masa lalu tak pernah memberi pilihan. Saat Lusyana muncul-perempuan yang menyimpan dendam turun-temurun-hidup Kael berubah jadi panggung lain: panggung di mana cinta dan kematian sama-sama menunggu giliran. Apakah dentuman gitar bisa meredam suara peluru? Atau justru keduanya akan jadi simfoni terakhir bagi jiwa yang terluka?All Rights Reserved
1 part