Alunan mimpi

Ada sesuatu yang bernafas di antara tidur dan sadar.
Bukan bayangan, bukan pula suara-melainkan jeda di antara detik, ruang yang tidak pernah dimengerti manusia.
Di sanalah mimpi memutar dirinya, seperti pita kusut yang menelan ujungnya sendiri.

Aku pernah berada di sana. Atau mungkin masih.

Di tempat di mana mata terbuka tidak berarti kau terjaga,
dan ketika kau tidur... tidak berarti kau bermimpi.

Mereka menyebutnya ilusi kesadaran. Aku menyebutnya rumah.
Tempat di mana gema menjadi nyata,
dan kenyataan hanyalah gema yang terlambat menyadari dirinya sedang mati.