Carmen Elleara (10 tahun), anak bungsu keluarga Winasa, hidup di tengah kemewahan dan kesunyian. Di saat ia seharusnya dibimbing, Carmen justru dibiarkan sendirian.
Keluarga Winasa- yushi(ayah) Yoona(ibu), Jiwoo, Yuha, Stella, Anna, juun, ivana, dan yeon(kakak-kakak)-terlalu sibuk dengan urusan dan ambisi mereka, sehingga mereka sangat jarang memperhatikan Carmen.
Namun, Carmen menyimpan sebuah rahasia besar yang bahkan ia sendiri tidak sadari: ia mengidap CIPA (Insensitivitas Kongenital terhadap Rasa Sakit).
Karena tidak pernah merasakan nyeri, Carmen hanya bisa diam ketika ia terluka. Ketiadaan keluhan rasa sakit ini justru diartikan sebagai kepatuhan dingin atau keanehan oleh kakak-kakaknya yang acuh tak acuh.
Dibiarkan menghadapi dunia tanpa rasa sakit fisik dan tanpa kehangatan emosional, Carmen belajar bahwa pengabaian adalah bentuk rasa sakit yang paling mematikan.
Inilah kisah tentang anak yang tidak pernah mengerti mengapa ia berbeda, dan mengapa kehangatan di rumahnya terasa jauh lebih menyakitkan daripada goresan manapun.
Transmigrasi masuk ke dalam novel idamannya, siapa yang tak suka coba? Dari banyaknya orang yang justru ingin mengalami kejadian di luar nalar itu. Lain halnya dengan Sheza.
Sheza merasa ingin mengacak-acak isi novel yang menurutnya sangat tidak waras itu. Jika kalian bertanya kenapa Sheza ingin melakukan hal itu? Jawabannya karena gadis itu merasa tak terima jika tokoh yang namanya mirip dengannya itu terlupakan oleh para sahabatnya sejak kedatangan sang Protagonis wanita.
Lalu, bagaimana jadinya jika justru dia menjadi pusat dunia bagi tokoh penting di dalamnya?!
~~~🌻~~~
"Bosan melihat dunia luar, hm?" pria yang terkenal kejam dan tak punya perasaan. Kecuali berhadapan dengan protagonis wanita.
"Kamu melukai hatiku kembali, Love," seorang psikopat yang selalu haus akan darah dan suara jeritan korbannya.
"Dear, gue memang ngga punya kesabaran seperti yang lain. Tapi, gue bisa jamin kebahagiaan lu ketika berada di sisi gue," pria dengan tempramen yang sudah di tahap kronis.