Prolog - Saat Stroberi Pertama Mekar
Langit sore merona jingga, menyentuh ujung pepohonan dengan lembut
di bawahnya, seorang gadis bernama Yasmina Nara duduk sendirian di taman kampus, ditemani semilir angin dan aroma stroberi dari gelas kecil di tangannya.
Waktu berjalan pelan. Di layar laptopnya, tugas besar baru saja muncul -
> "Buat sistem informasi berbasis web dengan tema produk lokal."
Yasmina tersenyum kecil, lalu menatap langit yang mulai berwarna merah muda.
> "Stroberi... manis, indah, tapi kadang asam juga. Kayak cinta yang belum tentu dibalas."
Ia tak tahu, bahwa kata sederhana itu akan menjadi awal dari perjalanan panjang perjalanan di mana cinta tumbuh di antara baris-baris kode,
berkecambah dari kerja sama yang tak terduga dan mekar di bawah cahaya matahari senja yang hangat. ☀️🍓
Hingga langkah kaki seseorang terdengar dari belakang suara rendah memecah keheningan sore itu.
> "Kamu Yasmina, kan? Aku El Putra. Katanya kita satu kelompok."
Yasmina menoleh sekejap pandangan mereka bertemu ada sesuatu yang tak bisa dijelaskan di antara tatapan singkat itu: tenang, hangat, dan samar-samar manis.
Dan tanpa mereka sadari, hari itu menjadi awal dari segalanya awal dari rasa yang tumbuh sederhana, tapi meninggalkan jejak dalam setiap hela napas.
Seperti stroberi yang pertama kali mekar di musim semi,
manisnya tak pernah bisa dilupakan. 🍃💞
Kania Sekar Melati gadis berusia 20 tahun itu harus putus kuliah, dan bekerja di sebuah rumah mewah milik duda kaya beranak satu yang bernama Bagas Adipati Wiratmodjo. Keputusan itu dilakukan tanpa sepengetahuan keluarganya.
Sampai ketika akhirnya ia mendapati situasi yang mendesaknya. Ia di hadapkan dengan tawaran yang membuatnya tak bisa berpikir banyak.
Akhirnya ia memutuskan hal yang tak pernah ia bayangkan ketika harus menerima tawaran untuk menjual dirinya pada Bagas Adipati Wiratmodjo.