Story cover for Sasuke's Cum Dump  by lalalosthee
Sasuke's Cum Dump
  • WpView
    Reads 2,890
  • WpVote
    Votes 40
  • WpPart
    Parts 4
  • WpView
    Reads 2,890
  • WpVote
    Votes 40
  • WpPart
    Parts 4
Ongoing, First published Oct 14
Mature
2 new parts
"Tck, dasar lonte. Memekmu sudah terlalu basah untuk menjawabku? Apa perlu kuperkosa kau semalaman agar kau mau bersuara??"

"Shh, ahh tidak, Sasuke. Kau dapat memperkosaku sekarang juga," akhirnya ia bersuara meski terdengar sangat pasrah.

"Kau masih belum menjawab pertanyaanku, katakan apa yang kau minta dariku tadi atau aku tidak akan memuaskanmu."

●

●

●

Re-upload karena cerita-cerita sebelumnya kena banned.
All Rights Reserved
Sign up to add Sasuke's Cum Dump to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
ASIMETRIS [NOMIN] cover
SEVENTEEN - ONE SHOT STORY 🔞 cover
S2: After Engagement  cover
dejavu cover
Sexual Fantasy✔ cover
MENJADI SUGAR BABY cover
Kill Bill cover
INTERMEZZO cover
enmature cover

ASIMETRIS [NOMIN]

37 parts Ongoing

Kenal Galaksi? Si Pangeran Arsitektur yang digosipin seantero kampus. Si Casanova yang kalau senyum bikin pondasi hati runtuh. Orangnya kaku, presisi, dan logis. Pokoknya, "anak Teknik banget". Kenal Sena? Si anak DKV yang kalau nggak di studio, ya di kosan. Dunianya penuh cat, deadline, dan imajinasi liar. Orangnya bebas, ekspresif, dan kadang sedikit berantakan. "Anak FSRD banget". Dua manusia dari dua planet berbeda ini tidak saling kenal selama dua tahun, sampai sebuah paket nyasar memulai bencana. Sejak saat itu, hidup Sena yang penuh warna jadi makin "ramai". Tiba-tiba harus pusing mikirin maket Galaksi yang hancur, kanvasnya yang abstrak karena noda kopi, sampai harus ngadu ke Galaksi karena ban mobilnya dikempesin pas nekat parkir di teritori Teknik. Kenapa harus Galaksi? Entah, sepertinya wajah Galaksi memang paling pas untuk dikomplain. Kata orang, benci itu tanda cinta. Kalau untuk Galaksi dan Sena, benci itu tanda... sial. Tapi kalau kesialan itu terjadi terus-terusan, jangan-jangan memang sudah takdirnya.