Batas-batas keluarga selalu dianggap suci, sampai pagi itu di rumah tua Tante Sena. Aurel, mahasiswi pendiam yang mencari ketenangan, tak sengaja menyaksikan Gio, sepupu jauhnya yang dingin, larut dalam rahasia pribadi di kamar mandi. Intipan sesaat itu membakar gairah Aurel, mengubah bisikan "Kontol lo tuh... anjir, bengkoknya tuh kayak belok masuk ke arah dosa" menjadi kenyataan yang menantang. Ketika sabun habis dan frustrasi Gio memuncak, Aurel masuk-telanjang dan tanpa ragu. Dengan dada berdebar, ia berlutut, mengambil alih kendali, dan berbisik nakal: "Gue diem-diem ngintip lo dari tadi, lo pikir gue bisa nahan?" Kejutan Gio segera tenggelam dalam desahan, dan di sanalah, di balik pintu kamar mandi, dosa keluarga dimulai.
Ketegangan tak berhenti di sana. Di kamar, Aurel menantangnya: "Jadi lo pernah ngebayangin tete gue?" Pengakuan Gio membuka pintu air bah hasrat terlarang. Dengan kontol bengkok yang menjadi kunci, Gio menuntaskan fantasi mereka hingga Aurel menjerit, mencapai klimaks yang membasahi. Tapi Aurel yang kini binal tak puas. Ia melompat, menduduki kontol Gio yang bangkit lagi, dan berteriak: "Kontol lo udah gue kunci di dalem... nggak bakal keluar sampe gue puas!" Apa yang terjadi ketika dua jiwa terikat darah ini memilih hasrat di atas segalanya? Dosa apa yang akan mereka ciptakan di rumah tua yang sunyi itu?
Kecintaannya pada makhluk yang bernama kuda, menjadikan Jairo Noah Pasya rela melepaskan kemewahan yang dimilikinya. Termasuk tercoretnya dari daftar ahli waris Teja Tranggana-kakeknya.
Tak hanya itu, kenyataan lain mulai menimpa saat sang ibu meminta Jai menikahi seorang gadis sebagai syarat hidup jauh dari hiruk-pikuk kota.