Di usia Lintar yang baru menginjak sembilan belas tahun, dia harus menanggung semuanya sendiri. Setelah kepergian kakaknya untuk selama-lamanya, dia merawat Naka, keponakannya, seorang diri. Ibu Naka sudah meninggal dunia sejak Naka berusia tiga bulan. Orang tua Lintar pun telah lama meninggal dunia.
Di kontrakan kecilnya, Lintar mencetak foto-fotonya bersama Naka di printer peninggalan almarhum kakaknya. Dia menunggu cetakan foto keluar dari mesin printer. Sekali, dua kali, hingga tiga kali, foto-foto itu tidak kunjung keluar.
Tanpa Lintar tahu, foto-foto dengan beragam ekspresi itu rupanya tercetak nyasar di printer milik Riffat, seorang laki-laki keturunan Arab, owner sekaligus CEO Arrazi Books, sebuah penerbit buku anak Islam terbesar di Kota Solo.
Berawal dari salah koneksi, kisah mereka pun dimulai.
Update pertama kali 15 Oktober 2025