Pagi itu langit AGN terlihat cerah tanpa awan, burung-burung kecil bersautan, dan pohon-pohon di dekat Gedung Teknik melambai pelan, seolah berbisik di tiup angin. Rifqa menunduk, matanya terpaku ke lantai dan ia menggenggam erat tas rajut pastelnya, seolah ingin memastikan tas itu nyata dan tidak kurang suatu apapun.
Sementara tak jauh darinya, di tangga belakang dekat perpustakaan teknik, seorang pemuda yang bernama Suga duduk sendirian dengan earphone yang terpasang di satu telinganya. Pandangannya kosong menatap ke arah lapangan. Namun, dari sudut matanya ia menangkap siluet Rifqa yang baru saja keluar dari mushola kampus.
Sebenarnya ia tidak tahu siapa namanya, ia hanya mengenal siluet yang memakai khimar panjangnya. Namun setiap geraknya terukir jelas bahwa langkahnya yang sedikit ragu, selalu berhenti di ambang pintu mushola seolah menarik napas dalam-dalam, lalu memutar gagang pintu sebanyak tiga kali seolah memastikan semuanya terkunci sempurna.
Suga tidak pernah mengerti mengapa pandangannya selalu tertuju pada gadis itu. Mungkin karena ada keteduhan sekaligus kerapuhan yang terpancar darinya, sesuatu yang selalu mengingatkan suga bahwa hidup jauh lebih luas dari sekadar angka, bisnis dan tuntutan tanpa henti dari rencana ayahnya.
Tetapi suga tetap membisu. Bukan hanya hari itu, esok atau lusa ia tetaplah diam.
Hingga takdir dengan segala rahasianya, menjalinkan mereka dalam benang sebuah organisasi kampus, tanpa pernah ada yang menyangka.
Ini karya pertamaku xixi
Semoga kalian sukaaa,,, jangan lupa komen and enjoyyy