
Maka tersebutlah kisah seorang gadis bernama Dewi, yang hidup pada zaman akan datang, tahun dua ribu dua puluh lima. Setelah lama diperdaya hiruk-pikuk kota, hatinya membawa pulang ke Palembang, tanah pusaka ibunya. Pada suatu petang, tatkala cahaya mentari condong, Dewi menjumpai sebuah buku catatan tua peninggalan neneknya. Maka tatkala lembaran itu terbuka, bergetarlah udara dan terpisahlah ia daripada masa kini. Saat mata terbuka semula, terbentanglah di hadapan negeri Srivijaya, penuh gemilang emas, harum damar, dan bunyi gendang istana. Dewi terperangkap di masa yang asing - dunia purba yang tidak pernah dikenalinya. Adapun di negeri itu, Dewi bertemu dengan Pa'at, seorang perwira muda yang wajahnya seakan pernah singgah di dalam mimpinya. Antara mereka tumbuh kasih tanpa janji, bagai sungai dan arus yang bertemu tanpa bersuara. Namun waktu tidak pernah diam; tatkala bulan purnama menjelma, lembaran buku itu kembali bersinar, menarik Dewi pulang ke masa asalnya. Pa'at hanya mampu menggenggam angin dan menatap langit Srivijaya. Di rumah tua Palembang, buku itu terbuka, helaian terakhirnya kosong - seolah menanti takdir untuk disempurnakan. Maka demikianlah cinta mereka terikat pada dua masa, namun tiada siapa tahu: adakah Dewi akan kembali, atau lenyap bersama arus sejarah yang sunyi?All Rights Reserved
1 part