Arfan Athaar Ganendra.
Remaja yang kehilangan arah sejak kepergian ayahnya.
Hidupnya penuh amarah, dingin, dan tampa tujuan.
Namun, pesan terakhir sang ayah masih terngiang di kepalanya.
"Sekolah di sana, Nak. Di tempat yang bisa bikin kamu dekat sama Allah."
Di sekolah itu, Arfan bertemu Abiyyah Zia Azzahra, gadis yang menundukkan pandangan, menjaga tutur, dan lembut dalam sikap.
Sosok yang seolah membawa ketenangan dalam setiap langkahnya.
Arfan tidak pernah mengira, pandangan pertama yang tak disengaja saat MPLS akan menjadi awal dari perubahan besar dalam hidupnya.
Abiyyah tak bermaksud mengubah siapa pun.
Ia hanya menjalani hidup dengan taat dan sederhana.
Namun, justru dari ketulusan itulah, Allah menuntun hati Arfan menemukan cahaya yang hilang.
Sayangnya, tidak semua pertemuan berakhir dengan kebersamaan.
Ada yang Allah hadirkan hanya untuk saling menguatkan,
lalu memisahkan... agar keduanya tetap berada di jalan yang diridhai-Nya.
Mikhail namanya, karena masalah kesehatan dan alasan lainnya dia di bawa ke China oleh kakek dan nenek dari pihak ibu untuk berobat di sana meninggalkan negara kelahirannya. Sampai saat usianya 10 tahun, dia kembali ke Rusia dan bertemu keluarganya yang menurutnya menyeramkan.
Bagaimana Mikhail betah jika ekspresi mereka mirip lantai marmer di rumahnya yang ada di China? Datar, dingin dan tajam.