Antara mengenal cinta dan perjuangan, keduanya sama sama berat, Gulzar seorang pribumi yang mempertahankan keimanan demi membela tanah kelahirannya palestina dari penjajah Israel itu harus sukarela di gelandang ke dalam penjara bawah tanah milik zionist, ia terdeteksi sebagai provokator dalam pembelaan melawan penindasan rakyat Gaza. parahnya ia juga di tuduh sebagai salah satu anggota brigade Hamas yakni sekelompok anggota teroris menurut pandangan IDF zionist, namun nyatanya Hamas lah yang selama ini mati Matian berjuang di Medan tempur demi merebut kembali kemerdekaan Palestina.
suatu hari, Hayba gadis asal indonesia yang berprofesi sebagai dokter relawan di jalur Gaza ikut menjadi sasaran penculikan oleh pasukan tentara Israel laknatullah.
Hayba pun ikut di kurung di dalam jeruji besi bersama Gulzar, mereka berada dalam satu ruang penjara yang begitu pengap dan jauh dari kata layak, mereka berdua di siksa secara bergantian, bahkan Gulzar di paksa telanjang di depan Hayba yang sangat menjaga pandangannya dari hal kotor dan yang di haramkan agama.
" buka celanamu !"
teriak salah satu tentara IDF
tentu pria shalih itu menolak dengan keras, kaki dan tangan Gulzar di ikat dengan sangat kuat, begitu pun dengan Hayba, ia juga tak luput dari penyiksaan para penjajah laknatullah.
" hei, kau juga ! buka jilbab dan cadarmu !"
tentara Israel itu selalu membawa senjata, mereka menodongkan senapan ke arah Hayba dan Gulzar jika keduanya tidak mematuhi perintah.
" cepat ! buka celanamu dan kau juga, buka jilbab dan cadarmu !"
mereka berbahasa Ibrani, Gulzar dan Hayba sama sama tidak mengerti, mereka hanya bisa menggelengkan kepala, tanpa mengetahui arti dari ucapan si tentara zionist.
" apa yang dia katakan?"
Hayba menoleh ke arah Gulzar.
" entahlah, saya pun tidak mengerti bahasa mereka"
tentara itu tiba tiba saja spontan melepas jilbab dan cadar Hayba.
tentu gadis itu menjerit, jilbab dan cadarnya adalah simbolis keteguhan iman nya dalam menjalankan syariat Islam.
Layaknya sebuah simfoni yang rumit namun selaras, jiwa Bhadrika dan Tavisha mengalun indah melalui untaian kisah yang manis.
Tayangan acak di Youtube menjadi langkah awal Tavisha mengenal sosok Bhadrika. Rasa kagum, hati yang berbedar, dan senyum yang mengembang muncul begitu saja hanya karena membaca namanya, mendengar suaranya, dan melihatnya lewat gambar. Sejalan dengan itu, harapan pun tumbuh seiring dengan do'a yang dipanjatkan. Meskipun logikanya seringkali menentang. Karena sosok Bhadrika bukanlah sosok yang biasa.
Bhadrika adalah seorang laki-laki yang memiliki latar belakang keluarga, pendidikan, karir, dan relasi yang luar biasa hebat. Masyarakat bahkan menyematkan panggilan: mas-mas Jawa premium untuk sosoknya.
Gelar dan amanah yang di emban Bhadrika sejak usianya genap 24 tahun itu membuatnya perlahan mulai kehilangan sosok dirinya sebelum naik tahta. Pertemuannya dengan Tavisha di ruang kerjanya siang hari itu, obrolan singkat mereka, gestur tubuh perempuan itu, tanpa sadar menarik Bhadrika untuk jatuh ke dalam pesona perempuan itu yang mampu membuatnya meraih rasa rileks dengan mudah. Namun Bhadrika tahu, Tavisha juga tahu, jika semuanya tidak akan semudah itu.