Di balik setiap langkah Presiden Pranowo, selalu ada sosok tenang bernama Teddy Praharja Wijaya -
pria 34 tahun yang dingin, disiplin, dan dikenal tak pernah tersenyum.
Sekretaris Kabinet sekaligus pasukan elit terbaik negeri ini, Teddy adalah definisi kesempurnaan: cerdas, tegas, dan tidak pernah gagal menjalankan tugas.
Namun di balik semua prestasinya, ada satu hal yang tak pernah ia sentuh - cinta.
Sampai suatu hari, seorang gadis bernama Anjani Kartini, putri kedua Presiden Pranowo, kembali dari Singapura setelah bertahun-tahun belajar di luar negeri.
Berbeda dengan citra ayahnya yang serius, Anjani adalah badai kecil: keras kepala, spontan, dan terlalu berani untuk seorang putri presiden.
Pertemuan pertama mereka bukanlah kisah manis -
Teddy menganggap Anjani ceroboh dan manja,
sementara Anjani menganggap Teddy kaku dan menyebalkan.
Namun sebuah insiden di Hambalang mengubah segalanya.
Kecelakaan kecil itu membuat keduanya terikat dalam rasa bersalah, perhatian, dan percakapan-percakapan singkat yang perlahan menjadi candu.
Di antara perjalanan luar negeri, jadwal kenegaraan, dan pesan-pesan singkat di tengah malam -
dua hati yang sama-sama menolak perasaan mulai melebur dalam diam.
Bukan karena mereka tidak ingin,
tapi karena mereka tahu - ada batas yang tak boleh dilanggar.
Namun, apa jadinya bila hati mulai berbicara lebih keras dari tugas?
Apakah Teddy akan tetap menjadi pria yang menomorsatukan tanggung jawab?
Atau justru, ia akan menyerah pada sesuatu yang tak bisa ia kontrol - Anjani?
Valen pergi ke Amerika Serikat untuk mengejar mimpinya... juga untuk lari dari segala permasalahan di Indonesia. Meninggalkan segala sesuatu yang dicintainya. Pekerjaan, Teman, dan Kekasihnya- Teddy.
Di sisi lain, Teddy kehilangan Valen. Berdoa untuk bisa dipertemukan bersama Valen, Teddy mendapatkan tawaran untuk menjadi pembimbing salah satu sekolah Ranger di Amerika Serikat.
Akankah takdir mempertemukan mereka?
DISCLAIMER :
INI ADALAH SEBUAH KARYA FIKSI.
NAMA, TOKOH, CERITA/PERISTIWA MERUPAKAN UNSUR FIKTIF BELAKA.